PIKIRAN RAKYAT – Israel penjajah masih belum membuka blokade bantuan kemanusiaan untuk Gaza sejak 2 Maret 2025. Padahal kebutuhan dasar seperti makanan, obat-obatan, hingga bahan bakar sangat dibutuhkan warga Palestina di wilayah tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Selasa, 24 Juni 2025 memperingatkan jika blokade Israel selama lebih dari 100 hari tidak dicabut, anak-anak di Gaza bisa meninggal karena kehausan.
“Bahan bakar, untuk menyatakan hal yang jelas, sangat penting untuk memproduksi, mengolah, dan mendistribusikan air kepada lebih dari 2 juta orang yang tinggal di Gaza. UNICEF memperingatkan bahwa jika blokade bahan bakar yang sudah berlangsung lebih dari 100 hari ke Gaza tidak berakhir, anak-anak mungkin akan mulai mati kehausan,” kata juru bicara PBB, Stephane Dujarric dalam sebuah konferensi pers.
PBB juga mengutuk keras tindakan Israel yang menembaki warga Palestina di titik-titik distribusi bantuan yang dikelola Israel dan Amerika Serikat. Padahal, PBB dan organisasi serta dunia internasional telah mendesak agar Israel mengizinkan masuknya bantuan.
“Laporan tentang orang-orang yang ditembaki di dekat lokasi distribusi bantuan yang tidak dimiliterisasi PBB pada rute yang ditetapkan oleh otoritas Israel agar PBB dapat mengumpulkan truk yang membawa bantuan,” ujarnya dilaporkan Middle East Monitor.
Dia melaporkan bahwa misi untuk mengambil bahan bakar yang disimpan di Rafah telah selesai, dan bahan bakar kini menjalankan layanan penting di Gaza selatan.
“Bahan bakar tersebut dialokasikan untuk menjalankan layanan penting di selatan, sehingga memberi kita lebih banyak waktu. Jika operasi penyelamatan nyawa kami terhenti, orang-orang tidak akan mampu bertahan hidup,” ucapnya.
Pada Senin, 23 Juni 2025, Israel juga telah menolak 14 gerakan kemanusiaan yang direncanakan, termasuk pengambilan jenazah dan pengiriman air. Selain penolakan, Israel juga tetap melakukan serangan yang menyebabkan bertambahnya korban jiwa.
“Angka-angka tragis yang Anda sebutkan berbicara sendiri tentang kengerian yang terjadi di Gaza. Orang-orang terbunuh hanya karena mencoba mendapatkan makanan karena sistem distribusi kemanusiaan yang dimiliterisasi yang tidak memenuhi prasyarat apa pun untuk sistem kemanusiaan yang berfungsi, adil, independen, dan tidak memihak. Sudah saatnya para pemimpin di kedua belah pihak menemukan keberanian politik untuk menghentikan pembantaian ini,” katanya.
Sejak serangan Oktober 2023, Israel telah menyebabkan 56.077 warga Palestina tewas, 131.848 lainnya terluka, dan 11.000 orang dinyatakan hilang.***
