Donald Trump Klaim Israel-Iran Damai Berkat Serangan AS, Bandingkan dengan Hiroshima

Donald Trump Klaim Israel-Iran Damai Berkat Serangan AS, Bandingkan dengan Hiroshima

PIKIRAN RAKYAT – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan bahwa konflik bersenjata antara Israel dan Iran yang telah menewaskan ratusan orang selama 12 hari terakhir kini telah berakhir.

Hal itu disampaikannya dalam konferensi pers penutupan KTT NATO di Belanda, Rabu, 25 Juni 2025, waktu setempat.

“Kami pikir ini sudah selesai. Saya tidak berpikir mereka akan saling serang kembali,” kata Trump, dikutip dari USA Today, Kamis, 26 Juni 2025.

Ia menambahkan bahwa timnya akan melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Iran pekan depan.

Trump juga membandingkan serangan udara AS ke fasilitas nuklir Iran pada akhir pekan lalu dengan pengeboman Hiroshima dan Nagasaki yang dilakukan AS pada 1945, yang menjadi penanda akhir Perang Dunia II.

“Kalau melihat Hiroshima, kalau melihat Nagasaki, itu juga mengakhiri perang. Ini mengakhiri perang dengan cara yang berbeda,” ujar Trump.

Namun, klaim Trump mendapat tantangan dari laporan intelijen yang bocor ke publik. Laporan itu menyebut bahwa dampak serangan terhadap program nuklir Iran hanya bersifat sementara, yakni menunda aktivitas mereka selama beberapa bulan, bukan bertahun-tahun seperti yang diklaim oleh Trump dan pejabat Gedung Putih lainnya.

Dikatakan pula bahwa beberapa komponen utama program nuklir Iran, seperti sentrifugal dan persediaan uranium yang telah diperkaya, masih dalam kondisi utuh.

Namun, pemerintahan Trump bersikukuh bahwa tiga fasilitas utama, yaitu, Fordow, Natanz, dan Isfahan, telah dihancurkan total, merujuk pada citra satelit terbaru yang diklaim sebagai bukti kuat.

“Mereka tidak melihatnya. Yang bisa mereka lakukan hanya menebak,” ujar Trump tentang laporan intelijen tersebut.

Di media sosial, ia menambahkan, “Kami telah mengumpulkan intelijen tambahan, dan kami juga telah berbicara dengan orang-orang yang melihat langsung lokasi tersebut, dan lokasi itu hancur total!”

IAEA: Iran Masih Miliki Ilmu dan Kapasitas Nuklir

Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, mengingatkan bahwa kerusakan fisik bukanlah satu-satunya faktor penting dalam menangani isu nuklir Iran. Ia menekankan perlunya kerja sama internasional untuk solusi jangka panjang.

“Pengetahuan teknologinya ada, dan kapasitas industrinya juga ada. Itu tak bisa disangkal. Jadi kita harus bekerja sama dengan mereka,” kata Grossi.

Ia juga menegaskan pentingnya agar inspektur IAEA diberikan akses kembali ke fasilitas-fasilitas Iran untuk melakukan penilaian langsung.

Meski Trump menilai kemampuan nuklir Iran telah hancur dan menganggap kesepakatan tidak mendesak, utusannya untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, masih berharap tercapainya perdamaian.

Dalam keterangan terbaru, Witkoff menyatakan bahwa AS tetap pada posisinya, yakni, Iran tidak boleh mengembangkan senjata nuklir.

“Kita tidak bisa membiarkan ada proses persenjataan. Itu akan membuat kawasan ini tidak stabil. Semua negara akan merasa perlu memiliki bom, dan itu tidak bisa dibiarkan,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Trump juga membuka kemungkinan pelonggaran sanksi terhadap Iran, khususnya di sektor minyak, meski tidak memberikan komitmen pasti.

“Mereka akan butuh uang untuk membangun kembali negara itu. Kami ingin melihat itu terjadi,” kata dia saat ditanya apakah sanksi minyak terhadap Iran akan dilonggarkan.

Meski demikian, ia menyatakan bahwa kebijakan “tekanan maksimum” terhadap Teheran masih berlaku. ****