Ia menjelaskan, ketiga fasilitas Iran yang dihantam bom berfungsi untuk memperkaya uranium. Biasanya, ukuran yang digunakan juga hanya tingkat rendah, serta hanya menangani material radioaktif dengan kategori rendah.
Meski tidak menyebabkan radiasi besar, bukan berarti tidak ada risiko. Ia menuturkan, uranium yang digunakan di fasilitas tersebut memang bersifat radioaktif, tapi jenisnya memancarkan partikel alfa yang sangat lemah.
Oleh sebab itu, tidak bisa menembus kulit manusia dan hanya berbahaya jika terhirup atau tertelan. Namun, ia tetap menyorot soal bahaya kimia yang ditimbulkan.
Ia menjelaskan, ketika uranium dalam bentuk gas uranium heksafluorida (UF6) terpapar udara dan kelembaban, materi itu bisa membentuk senyawa beracun seperti Uranyl Fluoride dan Hydrofluoric Acid.
Zat itu dikenal sangat korosif dan berbahaya jika dihirup.
“Kalaupun terjadi kebocoran internal, kemungkinan kontaminasi akan tetap terlokalisasi dalam struktur, apalagi di fasilitas bawah tanah seperti Fordow yang dilindungi 80 hingga 90 meter batuan,” ujarnya.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5261018/original/018013200_1750653356-20250623-Foto_Kombo-AFP_1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)