Liputan6.com, Subang – Sisingaan merupakan kesenian khas yang berkembang di Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kesenian ini merupakan salah satu bukti kreatifitas budaya masyarakat setempat.
Mengutip dari laman Pemkab Subang, kemunculan kesenian sisingaan tak bisa dilepaskan dari ritual khitanan anak laki-laki. Biasanya, sebelum dikhitan, anak-anak akan dihibur terlebih dahulu dengan cara diarak keliling kampung.
Mereka diarak dengan menggunakan kursi yang telah dihias. Kursi yang disebut jampana ini ditandu oleh empat orang dewasa.
Selama arak-arakan, terdapat musik pengiring yang berasal dari alat musik seadanya, seperti dogdog, kendang, kempul, dan kecrek. Pola tabuh musiknya sama dengan pola tabuh pencak silat dengan improvisasi bersifat spontan.
Sementara itu, ada juga gerak tari pengusung jampana yang tidak memiliki pakem. Kostum yang dikenakan pun seadanya.
Seiring berjalannya waktu, terdapat pergeseran fungsi dan bentuk kreatifitas masyarakat setempat. Jempana pun mengalami perubahan pada bentuk patung singa bongsang.
Singa bongsang merupakan patung singa yang terbuat dari rangkaian bambu carangka. Patung ini dibungkus karung goni, sedangkan bagian kepala dan kakinya terbuat dari kayu randu.
Rambut patung singa terbuat dari tali rafia, sementara matanya tebuat dari tutup botol minuman. Sama seperti sebelumnya, singa bongsang ditandu oleh empat orang dewasa.