PIKIRAN RAKYAT – Ketegangan di Iran kembali meningkat bukan hanya karena rentetan serangan udara dari Israel penjajah, tetapi juga karena dua gempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut dalam waktu berdekatan.
Gempa berkekuatan 5,1 magnitudo yang terjadi pada Jumat 21 Juni 2025 malam di wilayah barat daya Semnan, memicu spekulasi luas, terlebih karena lokasi gempa berdekatan dengan situs strategis Iran, termasuk fasilitas nuklir.
Menurut Survei Geologis Amerika Serikat (USGS), gempa ini terjadi pada kedalaman 10 kilometer, sekitar 37 km dari kota Semnan. Media pemerintah Iran, Tasnim, mencatat kekuatan gempa di angka 5,2. Getaran dilaporkan terasa hingga ke Teheran dan sejumlah wilayah sekitarnya.
“Gempa terjadi pada pukul 21.19 waktu setempat, dan tidak menunjukkan tanda-tanda aktivitas buatan,” ujar seorang pejabat dari Institut Geofisika Universitas Teheran yang tidak disebutkan namanya, dikutip oleh kantor berita IRNA.
Spekulasi Muncul: Ada Hubungan dengan Serangan ke Situs Nuklir?
Spekulasi tak terhindarkan setelah rentetan serangan udara Israel penjajah menghantam sejumlah lokasi penting di Iran sejak 13 Juni 2025, termasuk pusat pengayaan uranium di Natanz dan Fordo. Apalagi, hanya lima hari sebelum gempa ini, gempa kecil bermagnitudo 2,5 tercatat di dekat situs Fordo.
Guncangan berkekuatan menengah yang berdekatan secara spasial dan temporal dengan target serangan Israel penjajah membuat publik bertanya-tanya: apakah gempa ini murni alamiah, atau ada keterkaitannya dengan kegiatan militer atau bahkan nuklir?
Namun, para pakar seismologi menegaskan bahwa gempa tersebut merupakan bagian dari aktivitas seismik alamiah Iran.
“Iran berada di sabuk seismik Alpine-Himalaya yang sangat aktif. Negara ini mengalami ribuan gempa setiap tahun. Secara statistik dan geologi, gempa seperti ini tidak bisa langsung dikaitkan dengan tindakan militer,” tutur Dr. Reza Pourfaraj, seismolog dari Tehran Institute of Technology.
Apa Kata Ilmuwan Tentang Teori Gempa Buatan?
Badan-badan seperti USGS, CTBTO (Organisasi Perjanjian Larangan Uji Coba Nuklir Komprehensif), hingga laboratorium seismologi independen di Amerika Serikat dan Eropa juga ikut angkat suara. Mereka menekankan bahwa gempa yang dipicu oleh ledakan bawah tanah, termasuk uji coba nuklir, memiliki karakteristik berbeda dibanding gempa alami.
“Ledakan nuklir menghasilkan dominasi gelombang P (gelombang kompresional), sedangkan gempa alami mengandung gelombang P dan S (geser),” ujar laporan USGS.
“Dari pola gelombangnya saja, kita bisa melihat ini adalah gempa tektonik biasa,” ucapnya menambahkan.
National Geographic juga menjelaskan bahwa uji nuklir cenderung tidak menimbulkan gempa susulan sebanyak gempa tektonik. Dalam kasus Iran, tidak ditemukan pola-pola yang mendukung hipotesis ledakan atau uji coba sebagai penyebab.
Konflik Membayangi Analisis Sains
Meski para ilmuwan menolak keterkaitan gempa dengan serangan militer atau nuklir, suasana politik yang panas membuat narasi ini tetap hidup di media sosial dan sejumlah platform berita. Ini diperparah oleh laporan satelit yang menunjukkan kerusakan di beberapa situs nuklir Iran setelah gelombang serangan Israel penjajah pekan lalu.
Presiden Israel penjajah dalam pernyataan resminya menyebut bahwa serangan ke situs nuklir dilakukan sebagai bentuk “pembongkaran ancaman strategis”, namun tidak merinci bentuk kerusakan atau dampaknya secara fisik.
Di sisi lain, pemerintah Iran menuding serangan tersebut sebagai “agresi terang-terangan” yang dapat memicu ketidakstabilan kawasan. “Setiap tindakan terhadap infrastruktur vital kami adalah kejahatan perang,” ujar Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, Sabtu pagi.
Gempa Tak Mengurangi Ketegangan
Meski sudah ditegaskan sebagai peristiwa alam, gempa ini menambah atmosfer kecemasan di tengah masyarakat Iran yang masih berduka akibat konflik militer yang belum mereda.
“Saya terbangun karena gempa, tapi saya lebih takut pada rudal,” kata seorang warga Teheran, Mehdi Ahmadi, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari India Today.
Saat ini, pemerintah Iran tengah melakukan survei kerusakan di sekitar lokasi gempa, meski belum ada laporan korban jiwa atau bangunan roboh secara signifikan.***
