Liputan6.com, Bandung – Menurut laporan tahunan TomTom Traffic Index, Kota Bandung menyandang gelar sebagai kota termacet, tak hanya di Jawa Barat, melainkan se-Indonesia. Kemacetan di Kota Bandung disebabkan oleh meningkatnya jumlah kendaraan pribadi. Sementara di sisi lain, sistem transportasi umum dinilai kurang maksimal.
Terkait itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Barat, Dhani Gumelar mengeklaim bahwa membludaknya jumlah penduduk di Kota Bandung menjadi salah satu faktor yang memicu kemacetan.
“Karena memang Bandung kan didesain awalnya kan sebagai kota leisure ya, zaman Belanda itu, dengan kapasitas mungkin maksimal di 800.000, enggak sampai 1.000.000,” ucap Dhani di Bandung pada Kamis, 19 Juni 2025.
Maka dari itu, Dhani menilai perkembangan Kota Bandung yang kini menjadi salah satu kota metropolitan perlu diimbangi pula dengan perkembangan infrastruktur.
“Dengan perkembangan yang cukup masif menjadi satu kota metropolitan, otomatis infrastruktur juga tidak memadai,” ucap dia.
Oleh karena itu, Dhani menyebut salah satu langkah konkret yang tengah dilakukan oleh pihaknya adalah mendorong perbaikan angkutan massal.
“Untuk yang jarak jauh, kita akan memperbaiki layanan kereta api lokal ya, terutama yang dari luar Bandung Raya,” pungkasnya.
Selain itu, Dishub Jawa Barat juga tengah mempersiapkan pengembangan sistem transportasi publik berbasis bus dan penataan ulang sistem angkot.
“Perbaikan untuk jaraknya medium itu menggunakan bus, menambah layanan bus. Terus yang terakhir adalah perbaikan atau revitalisasi angkot. Nah ini yang sedang kita bahas ya,” tuturnya.
Penulis: Arby Salim
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5090779/original/075169000_1736597219-1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)