Selat Hormuz Terancam Ditutup, Harga Minyak Dunia Bisa Meroket hingga 130 Dolar AS per Barel!

Selat Hormuz Terancam Ditutup, Harga Minyak Dunia Bisa Meroket hingga 130 Dolar AS per Barel!

PIKIRAN RAKYAT – Harga minyak terancam melonjak hingga 130 dolar AS atau sekitar Rp 2.115.203,75 (kurs 1 USD = 16.270,80) per barel jika Iran memutuskan untuk menutup Selat Hormuz. Sebelumnya diketahui, Esmail Kowsari anggota Komite Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Parlemen Iran mengatakan Teheran sedang mempertimbangkan untuk menutup selat tersebut.

Selat Hormuz disebutkan 20 persen pengiriman minyak global dan 80 persen perdagangan minyak dan gas alam cair (LNG) untuk Iran, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab.

Surat kabar tersebut memperkirakan konflik Israel dan Iran akan berlangsung selama beberapa waktu dan menambah dampak perang terhadap ekonomi bergantung pada durasi dan eskalasi serangan.

Selain itu, konflik yang berkepanjangan dapat menghancurkan ekonomi tetapi jika berakhir dalam 14 hari seperti yangs sebelumnya direndanakan dampaknya akan terbatas.

Selat Hormuz menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman, lalu kapal-kapal kemudian memasuki Laut Arab dan Samudra Hindia.

Kawasan pesisir selat ini merupakan wilayah Iran, sedangkan bagian selatannya milik Oman dan Uni Emirat Arab. Selat dilalui sekitar 10-20 persen minyak dunia dan sekitar 20 persen pengiriman LNG.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Reforn on Economic (CORE) Mohammad Faisal menilia kenaikan harga minyak dunia akibat dampak konflik Iran dan Israel menjadi momentum untuk percepatan transisi energi baru dan energi terbarukan.

“Ketika energi fosil sudah mahal, tentu menjadi kurang kompetitif. Ini semestinya dimanfaatkan untuk mendorong pengembangan energi terbarukan,” ucapnya.

Faisal menjelaskan selama ini menjadi kendala dari pengembangan energi baru dan energ terbarukan adalah murahnya harga energi fosil. Kendala tersebut menyebabkan energi baru terbarukan kurang kompetitif apabila dibandingkan dengan fosil.

Oleh karena itu, melonjaknya harga minyak dunia di tengah-tengah konflik Iran dan Israel harus dimanfaatkan sebagai momentum bagi pemerintah untuk mengembangkan proyek-proyek energi baru dan terbarukan.

Pada 3 Juni 2025 lalu angkatan bersenjata Israel (IDF) meluncurkan operasi skala besar yang dijuluki Rising Lion, dimana angkatan udara rezim zionis itu menyerang sejumlah target dan fasilitas militer program nuklir yang dimiliki Iran.

Angkatan udara Israel telah melakukan beberapa gelombang serangan di berbagai bagian Iran, termasuk Teheran dimana beberapa pejabat militer senior Iran tewa termasuk kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran dan komandan IRGC juga beberapa ilmuwan nuklir.

Beberapa fasilitas nuklir termasuk Natanz dan Fordow dan posisi militer Iran di berbagai bagian negara juga ikut terkena serangan.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dalam pidatonya mengatakan bahwa serangan terhadap Iran sebagai bentuk kejahatan, seraya mengatakan bahwa Israel akan menghadapi nasib yang pahit dan mengerikan.

IRGC menyatakan bahwa Republik Islam telah meluncurkan Operasi True Promise III kepada target ,militer di Israel sebagai tanggapan atas serangan pasukan Zionis. ***