Aktivis Yahudi Lakukan Aksi Mogok Makan, Tuntut Diakhirinya Pembantaian Warga Palestina di Gaza

Aktivis Yahudi Lakukan Aksi Mogok Makan, Tuntut Diakhirinya Pembantaian Warga Palestina di Gaza

PIKIRAN RAKYAT – Genosida yang dilakukan Israel telah merenggut puluhan ribu jiwa Palestina di Gaza. Sejak serangan Oktober 2023, Israel telah menyebabkan 55,706 warga Palestina tewas, 130,101 lainnya terluka, dan 11.000 orang dinyatakan hilang.

Tak hanya menyebabkan banyaknya korban yang mayoritas anak-anak, perempuan, dan lansia, Israel juga telah melakukan blokade bantuan kemanusiaan sejak 2 Maret 2025 yang menyebabkan krisis parah.

Melihat genosida yang dilakukan Israel dan krisis parah yang terjadi saat ini di Gaza, aktivis Yahudi di Chicago, Illinois, Amerika Serikat melakukan mogok makan terbuka. Hal ini dilakukan untuk memprotes pembantaian yang dilakukan Israel di Gaza.

“Aksi itu, yang dipimpin oleh para pemimpin organisasi Jewish Voice for Peace, termasuk akademisi, juga bertujuan untuk menekan diakhirinya pendanaan militer AS untuk Israel dan diakhirinya blokade makanan dan obat-obatan yang telah menyebabkan krisis kemanusiaan parah di Gaza,” kata Koresponden kantor berita Palestina, WAFA.

Aktivis Yahudi itu mendesak agar AS menghentikan pendanaan serta ekspor senjata ke Israel. Aksi mogok makan ini bertepatan dengan acara massa yang diselenggarakan di Chicago untuk menuntut diakhirinya pasokan senjata ke Israel

Acara tersebut melibatkan mahasiswa dan anggota Kongres Dalia Ramirez, salah satu anggota Kongres yang memperkenalkan RUU ‘Hentikan Ekspor Senjata ke Israel’.

Neraka di bumi

Situasi buruk yang tengah terjadi di Gaza dinilai lebih buruk dari neraka di bumi. Hal ini diungkapkan oleh Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Mirjana Spoljaric.

“Kemanusiaan sedang gagal di Gaza. Kita tidak bisa terus melihat apa yang terjadi,” katanya.

ICRC saat ini menempatkan sekitar 300 staf di Gaza dan membantu orang-orang yang terdampak genosida di Gaza. Spoljaric mengatakan rumah sakit yang dikelola IRC di Rafah dibanjiri korban dalam beberapa hari terakhir.

Saksi yang berada di lokasi mengatakan militer Israel penjajah menembaki kerumunan warga Palestina yang mencoba mendapatkan bantuan pangan yang begitu dibutuhkan.

“Situasi di wilayah tersebut melampaui standar hukum, moral, dan kemanusiaan yang dapat diterima. Fakta bahwa kita menyaksikan suatu bangsa dilucuti sepenuhnya dari martabat kemanusiaannya seharusnya benar-benar mengejutkan hati nurani kolektif kita,” tuturnya dilaporkan Arab News.

Lebih lanjut, dia mengatakan pemimpin dunia harus berbuat lebih banyak dan lebih nyata dalam upaya mengakhiri penderitaan warga Palestina di Gaza.

“Konsekuensinya akan menghantui mereka dan sampai ke rumah mereka,” katanya.***