Malam 1 Suro sering dianggap mistis karena memiliki nilai spiritual yang sangat kuat dalam budaya Jawa. Malam ini menandai awal tahun baru Jawa yang bertepatan dengan 1 Muharram dalam kalender Hijriah.
Melansir dari beberapa sumber, dalam kepercayaan masyarakat Jawa malam ini diyakini sebagai waktu di mana tabir antara dunia nyata dan dunia gaib menjadi lebih tipis. Oleh karena itu, energi spiritual dianggap lebih kuat.
Salah satu alasan lainnya yang membuatnya dianggap mistis dan sakral karena malam 1 Suro erat kaitannya dengan tradisi ritual seperti tapa bisu (berjalan tanpa bicara), tirakat, dan ziarah ke makam leluhur.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dalam keheningan malam yang menambah kesan mistis. Keheningan itu juga dimaknai sebagai bentuk perenungan diri yang mendalam yang diiringi oleh suasana yang sakral dan khusyuk.
Pantangan dan larangan yang beredar di masyarakat juga memperkuat nuansa mistis malam 1 Suro. Masyarakat Jawa umumnya menghindari pesta, bepergian jauh, atau memulai usaha baru pada malam ini karena dianggap bukan waktu yang baik.
Banyak yang percaya bahwa malam 1 Suro adalah saat ketika makhluk halus atau roh leluhur berkeliaran sehingga memerlukan kehati-hatian dan kesiapan spiritual. Bahkan ada yang mengaitkan malam ini dengan bahaya atau kesialan jika tidak disikapi dengan bijaksana.
Meskipun tidak semua orang percaya, namun penghormatan terhadap malam ini tetap dijaga baik. Oleh karena itu, kesan mistis malam 1 Suro bukan hanya berasal dari suasana dan aktivitasnya tetapi juga dari makna simbolis yang diwariskan dari generasi ke generasi.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5113691/original/004255800_1738229077-1738209025747_apa-arti-malam-satu-suro.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)