159 Bencana Hidrometeorologi di Sumbawa, Australia Bantu Pemda Siap Siaga
Tim Redaksi
SUMBAWA, KOMPAS.com
– Kabupaten
Sumbawa
mencatat sebanyak 159
bencana hidrometeorologi
dari tahun 1977 hingga 2022, menjadikannya salah satu daerah yang paling rentan terhadap bencana.
Dalam upaya mitigasi dini,
program SIAP SIAGA
yang didukung Kedutaan
Australia
diluncurkan untuk memperkuat sistem ketangguhan bencana di wilayah tersebut.
Wakil Bupati Sumbawa, Mohamad Ansori, meluncurkan rencana kerja tahunan program SIAP SIAGA untuk tahun 2025 pada Rabu (11/6/2025).
Dalam sambutannya, Ansori mengapresiasi Pemerintah Australia melalui Kedutaan Besar dan
Program SIAP SIAGA
yang telah memberikan kepercayaan kepada Kabupaten Sumbawa sebagai wilayah dampingannya untuk fase 2025–2027.
“Ini adalah kesempatan penting sekaligus tantangan besar bagi kita semua untuk mengakselerasi penguatan sistem ketangguhan bencana di daerah yang kita cintai ini,” tegas Ansori.
Menurut Data dan Informasi Bencana Indonesia (DIBI), kejadian bencana di Sumbawa mencakup sembilan jenis bencana utama, termasuk banjir, cuaca ekstrem, gempa bumi, kebakaran hutan dan lahan, serta tsunami.
Ansori mengingatkan bahwa beberapa bulan terakhir, masyarakat Sumbawa kembali dihadapkan pada tantangan kebencanaan yang nyata, seperti banjir di Karang Dima, Serading, Boak, dan kebakaran di Sepakat dan Sabedo.
“Bukti bahwa membangun ketangguhan tidak bisa ditunda,” jelasnya.
Ansori menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak dalam membangun sistem penanggulangan bencana yang tangguh, partisipatif, dan berkelanjutan.
Ia juga mengapresiasi arah kerja Program SIAP SIAGA yang telah menetapkan sejumlah prioritas strategis, termasuk penguatan sistem manajemen risiko bencana yang inklusif dan sensitif gender, peningkatan kapasitas tanggap darurat melalui pelatihan teknis dan simulasi, serta penguatan sinergi antar-organisasi perangkat daerah (OPD) dan mitra lokal.
Secara khusus, Ansori menyoroti Kecamatan Moyo Utara yang terdiri atas enam desa dampingannya sebagai laboratorium praktik baik yang diharapkan dapat direplikasi di kecamatan lain.
“Kami ingin pelaksanaan program ini mendorong perubahan paradigma, dari reaktif menjadi preventif, dari terpusat menjadi terdesentralisasi, dan dari program sektoral menjadi gerakan kolektif masyarakat,” ungkapnya.
Fredy Chandra, perwakilan Program SIAP SIAGA dari Kemitraan Australia–Indonesia, juga menyampaikan penghargaan kepada Pemda Sumbawa atas dukungan yang diberikan.
“Kick-off ini merupakan tonggak awal menuju sistem penanggulangan bencana yang tangguh, inklusif, dan sensitif gender. Kami berkomitmen mendorong pengembangan desa tangguh bencana di Sumbawa melalui pendampingan teknis yang berkelanjutan,” ujarnya.
Fredy menambahkan bahwa meskipun Sumbawa menghadapi tantangan kompleks dalam hal kebencanaan, wilayah ini memiliki potensi besar dalam pencegahan dan penanggulangan bencana.
Program SIAP SIAGA akan terus mendukung serangkaian kegiatan strategis demi membangun ketahanan lokal yang kokoh.
Acara peluncuran yang digelar di La Grande Ballroom ini dihadiri oleh Wakil Ketua III DPRD Kabupaten Sumbawa, Asisten Sekda, Camat, serta para Kepala Desa se-Kecamatan Moyo Utara, yang menjadi salah satu fokus program pendampingan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
159 Bencana Hidrometeorologi di Sumbawa, Australia Bantu Pemda Siap Siaga Regional 11 Juni 2025
/data/photo/2025/06/11/684979b09ec71.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)