Liputan6.com, Betawi – Dalam pernikahan adat Betawi, terdapat tradisi sakral bernama malam mangkat. Tradisi yang telah dilakukan secara turun temurun ini dilaksanakan sebelum hari pernikahan tiba.
Dalam tradisi adat Betawi, prosesi pernikahan digelar dalam beberapa tahapan. Adapun tradisi malam mangkat merupakan prosesi pada tahap awal yang dilaksanakan oleh kedua calon pengantin.
Mengutip dari laman Seni & Budaya Betawi, tradisi ini berupa khatam Al-Qur’an dan tradisi sekep khusus untuk calon mempelai perempuan. Dalam tradisi sekep, calon pengantin perempuan akan dibalut dengan kain, selimut, hingga kasur.
Tujuan prosesi ini adalah agar tidak ada udara yang masuk, sehingga calon pengantin akan merasa gerah dan mengeluarkan keringat di tubuhnya. Tujuan lainnya adalah agar pengantin perempuan tetap harum selama prosesi pernikahan berlangsung.
Selain dengan membalut tubuh calon pengantin, prosesi ini juga memanfaatkan ramuan dedaunan yang dicampur dengan air panas. Ramuan ini kemudian dimasukkan ke dalam kendi tanah liat.
Tujuan lain tradisi malam mangkat adalah sebagai ajang silaturahmi bagi para keluarga yang hadir. Dalam tradisi ini, mereka akan membawa baskom berisi makanan, seperti beras, mi, telur, hingga sayur-sayuran. Bawaan ini nantinya akan diolah sebagai hidangan tambahan saat acara pernikahan berlangsung.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1496203/original/079818200_1486108620-20170203-Pudarnya-Kesenian-GONG-Si-Bolong-Asal-Depok-Afandi-6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)