2 Siswa SMK Gadai HP demi Ujian Sekolah Kini Punya "Abang Baru" yang Tak Biasa Regional

2
                    
                        Siswa SMK Gadai HP demi Ujian Sekolah Kini Punya "Abang Baru" yang Tak Biasa
                        Regional

Siswa SMK Gadai HP demi Ujian Sekolah Kini Punya “Abang Baru” yang Tak Biasa
Tim Redaksi
PEKANBARU, KOMPAS.com
– Perhatian terhadap RL, siswa SMK Negeri 1 Bangun Purba, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, yang sempat menggadaikan handphone agar bisa mengikuti ujian kenaikan kelas, terus berdatangan.
Kapolres Rokan Hulu, AKBP Emil Eka Putra, menjadi salah satu pihak yang memberi perhatian khusus. Emil mengangkat RL, seorang anak yatim, menjadi adik angkatnya.
“Ya, RL jadi adik angkat saya. Ini sebagai kepedulian kami terhadap RL dan pendidikannya,” kata Emil saat dikonfirmasi
Kompas.com
melalui pesan WhatsApp, Rabu (4/6/2025).
Emil menyebut dirinya bersama jajaran dan pengurus Bhayangkari Polres Rohul telah mengunjungi rumah orangtua RL di Desa Bangun Purba Timur Jaya, Kecamatan Bangun Purba, Rohul.
Dalam kunjungan tersebut, ibu RL, Mariatun (58), menceritakan kondisi anaknya yang terpaksa menggadaikan handphone seharga Rp 100.000 untuk membayar uang praktik sebesar Rp 240.000.
Sambil menangis, Mariatun menyampaikan bahwa ia tak memiliki uang untuk menutupi biaya tersebut, sehingga RL harus mencari cara agar bisa tetap mengikuti ujian.
Emil mengaku prihatin dan menyatakan komitmennya untuk membantu RL agar tetap bisa melanjutkan sekolah.
“Ke depannya, insyaallah kami akan membantu kebutuhan sekolahnya RL. Kami bantu sesuai kemampuan dan kewenangan. Kami harap, RL terus semangat bersekolah,” ujar Emil.
Sebelumnya diberitakan, RL tidak dapat mengikuti ujian pada Senin (2/6/2025) karena belum membayar uang praktik. Ia pun pulang ke rumah dan meminta uang kepada ibunya, namun tak berhasil. Dalam keadaan menangis, RL mencari pinjaman hingga akhirnya menggadaikan
handphone
agar bisa mengikuti ujian.
Kasus ini viral dan mendapat perhatian luas, termasuk dari pihak kepolisian.
Namun pihak sekolah membantah bahwa RL dilarang mengikuti ujian karena belum membayar administrasi. Hal ini disampaikan Pelaksana harian (Plh) Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bangun Purba, Habibi.
“Kami mau memberikan klarifikasi kepada media, terkait informasi yang beredar siswa kami yang katanya disuruh pulang karena tidak bisa ikut ujian,” ujar Habibi kepada wartawan di Rohul, Senin.
Habibi menyatakan bahwa sekolah tidak pernah menyuruh siswa yang belum menyelesaikan administrasi untuk tidak mengikuti ujian.
“Buktinya ini sudah ada daftar nama dan nilai ujian anak kami Resta. Jadi sekali lagi, kami tidak pernah menyuruh anak-anak pulang atau tidak ikut ujian karena belum melunasi administrasi,” jelasnya.
Meski demikian, pihak sekolah menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut.
Dinas Pendidikan Provinsi Riau kemudian mencopot Habibi dari jabatannya sebagai Pelaksana harian Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Bangun Purba.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.