Jakarta, Beritasatu.com – Fasilitas niaga Liquefied Natural Gas (LNG) pertama di Bali telah resmi berdiri. Fasilitas ini didirikan oleh PT Wira Energi (WE), perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang niaga gas alam.
Fasilitas ini dirancang sebagai pusat distribusi strategis LNG untuk sektor komersial dan industri di Bali, sekaligus memperkuat ketahanan energi berbasis produksi dalam negeri.
Founder & CEO Wira Energi Wira Rahardja mengungkapkan, pembangunan fasilitas LNG di Meliling, Tabanan, Bali ini merupakan perwujudan komitmen perusahaan dalam memperluas akses terhadap energi yang lebih bersih, efisien, dan berbasis produksi nasional.
“Setelah memimpin pengembangan pabrik likuifaksi LNG pertama di Jawa, kami percaya bahwa penguatan infrastruktur distribusi di wilayah seperti Bali akan mempercepat transisi energi nasional. Ini baru permulaan,” ujar Wira dalam acara peresmian fasilitas LNG di Meliling, Tabanan, Bali, Jumat (30/5/2025).
“Kami siap melanjutkan pengembangan LNG di titik-titik strategis lainnya di Indonesia untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, ketahanan energi, dan lingkungan yang lebih berkelanjutan,” kata Wira menambahkan.
Wira mengakui, peresmian fasilitas LNG ini menjadi langkah konkret pihaknya dalam mendukung visi pemerintah Provinsi Bali menuju Net Zero Emission 2045 sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Bali Nomor 45 Tahun 2019 tentang Bali Energi Bersih.
Selain itu, kata dia, peresmian fasilitas tersebut sejalan dengan kebijakan Bali yang mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil impor seperti LPG dan diesel.
“Termasuk juga mendorong pemanfaatan energi bersih di berbagai sektor, termasuk pariwisata dan manufaktur,” tandas dia.
Wira mengatakan, lebih dari 70% konsumsi LPG nasional saat ini masih berasal dari impor, padahal Indonesia merupakan salah satu produsen LNG terbesar di dunia.
Dia menilai, beralih ke LNG dalam negeri merupakan langkah penting untuk mengurangi ketergantungan pada energi impor, menghemat devisa negara, dan memperkuat struktur ekonomi energi nasional agar lebih mandiri dan tangguh terhadap fluktuasi harga global.
Pada kesempatan itu, Tenaga Ahli Menteri ESDM Bidang Monitoring dan Evaluasi Infrastruktur Migas Anggawira memberikan apresiasi terhadap peresmian fasilitas niaga LNG tersebut.
Menurut Anggawira, potensi gas bumi di Indonesia sangat besar dan Bali memiliki peluang besar untuk menjadi salah satu wilayah yang mandiri dalam energi dan mampu mengembangkan energi hijau.
“Potensi gas bumi di Indonesia ini luar biasa. Khususnya di Bali, terdapat peluang besar untuk menggali potensi tersebut agar wilayah ini memiliki ketahanan dan kemandirian energi berbasis gas bumi,” tutur Anggawira.
Sementara Direktur Perencanaan dan Pembangunan Infrastruktur Migas ESDM Laode Sulaeman mengungkapkan, target Net Zero Emission nasional pada tahun 2060 masih jauh dari capaian ideal.
“Sampai saat ini kita baru mencapai sekitar 15% bauran energi terbarukan. Kita perlu menurunkan konsumsi bahan bakar minyak dan mendorong teknologi bersih pada pembangkit berbasis batu bara. Pemanfaatan gas bumi dalam negeri adalah jawaban yang tepat untuk menjembatani transisi tersebut,” pungkas Laode.
Sebagai bahan bakar multifungsi, LNG dapat dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan di Bali, mulai dari hotel, restoran, dan kafe; dapur komersial dan dapur pusat; boiler industri yang efisien dan rendah emisi; hingga pembangkit listrik, laundry komersial, dan rumah sakit.
Wira Energi menghadirkan berbagai keunggulan LNG, termasuk harga yang lebih kompetitif, lebih ramah lingkungan dengan pengurangan emisi CO₂ sekitar 25 persen, serta lebih aman karena LNG berbasis metana yang lebih ringan dari udara dan tidak menumpuk jika terjadi kebocoran.
Selain itu, fasilitas LNG WE menggunakan sistem tangki microbulk berkapasitas besar antara 1.000-10.000 liter yang ringkas, mudah dipasang, dan menghemat ruang, sehingga meminimalisasi gangguan operasional. Pengisian ulang dapat dilakukan langsung tanpa perlu mengganti tabung berat, dan tidak ada sisa residu seperti pada LPG.
Dalam hal teknologi, Wira Energi juga mengintegrasikan sistem berbasis Internet of Things (IoT) yang memungkinkan pelanggan memantau konsumsi gas secara real-time, melihat sisa stok, dan menerima pengiriman ulang secara otomatis berdasarkan data pemakaian. Dengan sistem smart meter ini, pelanggan hanya membayar sesuai pemakaian aktual, tanpa perlu lagi menghitung berat tabung masuk dan keluar.
Fasilitas LNG di Tabanan juga didukung oleh armada Mobile Refueling Unit (MRU) yang dirancang sesuai dengan kondisi jalan di Bali, menjamin pengiriman LNG ke berbagai lokasi pelanggan berjalan lancar. Sistem penyimpanan microbulk tersedia dalam berbagai ukuran sesuai kebutuhan, hemat ruang, mudah dirawat, dan tidak memerlukan daya listrik karena sistemnya sepenuhnya mekanis.
