Jakarta, Beritasatu.com – Harga emas dunia melemah pada perdagangan Jumat (30/5/2025), seiring dengan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan reaksi pasar terhadap perkembangan terbaru terkait tarif impor AS.
Dilansir dari Reuters, harga emas spot turun 0,7% ke level US$ 3.293,59 per troi ons. Sepanjang pekan ini, emas telah terkoreksi sekitar 1,9%. Harga emas juga sempat mencetak rekor tertinggi sepanjang masa pada level US$ 3.500,05 per troi ons pada April lalu.
Sebelumnya pada Kamis (29/5/2025), pengadilan banding federal AS sementara waktu mengaktifkan kembali tarif besar-besaran Presiden Donald Trump, hanya sehari setelah pengadilan perdagangan memutuskan bahwa Trump telah melampaui kewenangannya dan memerintahkan penghentian segera tarif tersebut.
“Emas saat ini sedang dalam fase konsolidasi setelah mencapai level tertinggi baru-baru ini,” ujar Direktur Perdagangan Logam di High Ridge Futures, David Meger.
Meski ada sedikit tekanan karena berkurangnya permintaan aset aman, David mengatakan potensi perlawanan kuat dari Trump dapat kembali mendorong harga emas naik.
Di sisi lain, indeks dolar AS naik tipis 0,1%, membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.
Sementara itu, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yang merupakan indikator inflasi favorit The Fed naik 2,1% secara tahunan pada April 2024, lebih rendah dari proyeksi sebesar 2,2%.
Setelah laporan ini dirilis, para trader tetap optimistis bahwa bank sentral AS akan memangkas suku bunga acuannya pada September 2024. Lingkungan suku bunga rendah biasanya mendukung harga emas, karena emas tidak memberikan imbal hasil, tetapi berfungsi sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian ekonomi.
