Kerja Sama Prancis Bisa Jadi Gerbang ke Pasar Eropa

Kerja Sama Prancis Bisa Jadi Gerbang ke Pasar Eropa

Jakarta, Beritasatu.com – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menjalin kerja sama strategis di berbagai sektor dengan kamar dagang Prancis, Mouvement des Entreprises de France (Medef) dengan adanya nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dalam agenda Forum Bisnis Indonesia-Prancis.

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menyatakan kerja sama ini akan menguntungkan kedua negara.

Sebanyak 27 nota kesepahaman (MoU) atau kerja sama ditandatangani antara Indonesia dan Prancis di sela-sela kunjungan Presiden Prancis Emmanuel Macron ke Indonesia. Nilai potensial dari keseluruhan kerja sama tersebut diperkirakan berpotensi mencapai US$ 11 miliar atau sekira Rp 179,5 triliun.

“Jumlah MoU yang diteken totalnya 27 MoU sampai dengan total US$ 11 miliar,” ungkap Anindya dalam rangkaian acara Indonesia-Prancis Business Forum di Jakarta, Rabu (28/5/2025).

Sejumlah kerja sama yang ditandatangani mencakup berbagai sektor strategis, mulai dari kolaborasi dengan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, hingga dukungan terhadap program pemerintah seperti Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Ia menjelaskan kerja sama antara Indonesia dan Prancis ini berpotensi besar yang saling menguntungkan kedua negara. Contohnya untuk Indonesia, kemitraan ini diharap bisa menjadi gerbang masuknya perdagangan Indonesia ke kawasan Uni Eropa.

Sementara bagi Prancis, Indonesia dipandang sebagai kawasan strategis dengan potensi ekonomi yang sangat besar di wilayah Indo-Pasifik.

Anindya juga menambahkan, apabila Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA) atau perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Uni Eropa berhasil dirampungkan, maka potensi nilai perdagangan Indonesia dengan Eropa akan meningkat secara signifikan di masa depan.

“Yang terpenting kedua kawasan ini saling melengkapi, bukan bersaing, tapi saling melengkapi. Misalnya dari Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) mereka berpikir bagaimana kita bisa menyeimbangkan antara Timur dan Barat,” pungkas Anindya.