Mengenal Ngiling Bumbu, Tradisi Khas Warga Merangin Jambi

Mengenal Ngiling Bumbu, Tradisi Khas Warga Merangin Jambi

Liputan6.com, Jambi – Ngiling bumbu merupakan salah satu tradisi yang berkembang di Desa Rantau Panjang, Kabupaten Merangin, Jambi. Tradisi ini digelar di sebuah bangunan yang disebut rumah tuo.

Mengutip dari laman Indonesia Kaya, ngiling bumbu merupakan tradisi bernapaskan kebersamaan, solidaritas, dan gotong royong. Tradisi ini sekaligus menjadi pertemuan jodoh antara pemuda dan pemudi.

Adapun lokasi rumah tuo konon telah menjadi saksi bisu perjalanan sejarah selama lebih dari 700 tahun. Rumah tuo telah menjadi pusat kehidupan budaya, termasuk menjadi tempat tradisi ngiling bumbu.

Tradisi ini biasanya digelar dalam berbagai momen penting, seperti persiapan turun ke ladang, panen raya, kenduri pernikahan, hingga pembangunan rumah baru. Tradisi ini sekaligus menjadi bagian dari tradisi beselang atau tradisi gotong royong masyarakat Jambi.

Dalam pelaksanaannya, tradisi ngiling bumbu selalu dipenuhi canda tawa yang mempererat ikatan masyarakat. Bersamaan dengan itu, tradisi ini juga bertujuan menjaga nilai-nilai warisan leluhur.

Tradisi ngiling bumbu diikuti oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Biasanya, para gadis akan sibuk menumbuk rempah-rempah, seperti kunyit, jahe, lengkuas, dan serai.

Sementara yang lainnya sibuk memarut kelapa untuk diolah menjadi santan. Para pemuda akan menangkap belut yang nantinya diolah oleh para gadis.

Belut dianggap sebagai lambang kekuatan dan kegigihan. Memancing belut pun menjadi perlombaan tradisional yang sekaligus menguji kemahiran, kegagahan, dan mempererat ikatan sosial para pemuda. Kegiatan memancing belut juga mengajarkan nilai kerja sama tim dan keterampilan.

Bahan-bahan tersebut dikumpulkan dari ladang-ladang subur di sepanjang Sungai Lamuih. Air sungai tersebut mengalir hingga ke Sungai Tabir dan bermuara ke Sungai Batanghari.