Muncul Fenomena Baru di Media Sosial: Anak-anak Takut “Dijemput” Dedi Mulyadi
Penulis
KOMPAS.com –
Belakangan ini muncul fenomena baru di media sosial, yakni anak-anak takut dijemput oleh Gubernur
Dedi Mulyadi
jika tidak mematuhi orang tua.
Ketakutan ini muncul usai para anak-anak tersebut ditunjukkan video Dedi Mulyadi yang memperingatkan anak-anak yang tidak mematuhi orang tua agar bersiap dijemput ke
barak militer
.
Video peringatan tersebut diunggah Dedi Mulyadi di akun Instagram pribadinya @
dedimulyadi71
.
Dedi Mulyadi memberi peringatan bagi anak-anak yang tidak mau mandi, makan, tidur tepat waktu, atau menuruti nasihat orang tua.
“Hayooo, anak-anak yang enggak mau mandi, gak mau makan, gak mau tidur (suka begadang), susah bangun pagi, enggak mau ke sekolah, jajan terus, awas ya kalau sampai melawan orang tuanya, enggak patuh, awas Pak Gubernur nanti datang ke rumahnya, ngejemput,” ujar Dedi dalam video yang diunggahnya.
Dalam video tersebut, Dedi menegaskan, bahwa anak-anak yang tidak patuh hanya punya dua pilihan, yakni patuh kepada orang tua atau dibawa olehnya ke barak militer.
Salah satu video yang menunjukkan seorang anak-anak ketakutan usai melihat peringatan tersebut bahkan diunggah ulang oleh Dedi Mulyadi di akun Instagram pribadinya dengan keterangan, “
Tips #Parenting paling up to date. Awalnya takut, akhirnya manggut-manggut
.”
Fenomena baru yang muncul ini bermula dari kebijakan Dedi Mulyadi yang mengirim siswa-siswi Jawa Barat yang bermasalah ke barak militer.
Kebijakan tersebut diluncurkan bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional, Jumat (2/5/2025).
Program ini mengirim siswa-siswi yang dianggap “nakal” atau berperilaku menyimpang ke barak militer untuk dibina selama enam bulan.
Pada tahap awal, program ini dijalankan di Kabupaten Purwakarta dan Kota Bandung.
Sementara itu, menanggapi program tersebut, Wali Kota Depok Supian Suri menyatakan membuka peluang untuk menerapkannya di wilayahnya.
Supian menilai Depok memiliki infrastruktur pendukung seperti markas Brimob dan Kostrad yang dapat dimanfaatkan.
Meski masih dalam tahap kajian, Supian menilai program ini berpotensi menjadi solusi bagi orang tua yang kesulitan mengatasi perilaku anak.
Senada dengan hal itu, Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan telah menyiapkan dua lokasi pendidikan militer bagi pelajar nakal di Bekasi, yakni Batalyon Infanteri Mekanis 202/Tajimalela dan Batalyon Armed 7/155 GS.
Tri menilai program ini bisa membentuk mental dan semangat kebangsaan pada anak-anak. Namun, ia juga menekankan pentingnya evaluasi untuk mengukur efektivitasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Muncul Fenomena Baru di Media Sosial: Anak-anak Takut “Dijemput” Dedi Mulyadi Megapolitan 7 Mei 2025
/data/photo/2024/08/17/66c021a1e26a7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)