Seminggu Bahan Bakar Habis, Kapal Pulo Tello Stop Layanan ke Pulau Enggano
Tim Redaksi
BENGKULU, KOMPAS.com
– Terhitung sejak 27 April hingga 4 Mei 2025, Kapal Ferry Pulo Tello yang melayani pelayaran Bengkulu-
Pulau Enggano
berhenti beroperasi karena
stok bahan bakar
habis.
Kepala Supervisi PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry (Persero) Bengkulu, Radmiadi, saat dikonfirmasi melalui telepon membenarkan terhentinya layanan kapal ke Pulau Enggano.
“Terakhir kami melayani pelayaran ke Pulau Enggano tanggal 26 April, 27 April ke Bengkulu sampai sekarang tidak beroperasi karena kebutuhan bahan bakar menipis,” ucap Radmiadi, Minggu (4/5/2025).
Menipisnya stok bahan bakar disebabkan kapal milik Pertamina yang menyuplai bahan bakar tidak mampu sandar ke Pelabuhan Pulau Baai akibat pendangkalan alur pelabuhan.
Saat ini,
kapal Pulo Tello
melabuhkan jangkar di tengah laut karena tidak bisa masuk ke dalam pelabuhan akibat pendangkalan alur.
“Kami sebenarnya menyesalkan kondisi ini, sangat sedih tak bisa melayani masyarakat Enggano,” ungkapnya.
Selain kondisi bahan bakar yang menipis, ia juga mengkhawatirkan keberadaan
Kapal Pulo Tello
yang lepas jangkar di tengah laut karena berisiko bila cuaca buruk atau badai, kapal akan terdampar.
“Kapal kami di luar alur itu juga berbahaya, apalagi misal cuaca tidak baik atau pas badai bisa risiko kapal kita yang terdampar,” ucapnya.
Ia mengatakan, kebutuhan bahan bakar akhirnya diangkut melalui jalur darat dengan menggunakan jeriken kecil karena membawa drum sulit dilakukan menggunakan kapal kecil menuju ke tengah laut tempat kapal Pulo Tello melepas jangkar.
Sebelumnya, Pulo Tello dibantu Kapal Marore-322 milik Bakamla RI dalam melayani angkutan penumpang ke Pulau Enggano.
Namun, saat ini, Marore-322 juga sudah kembali ke Lampung.
Hingga kini, 4.000 jiwa warga Pulau Enggano mengandalkan kapal nelayan untuk ke Kota Bengkulu membawa penumpang dan hasil bumi.
Sebelumnya diberitakan, sejumlah petani di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara, membuang pisang ke laut akibat terisolasinya pulau disebabkan macetnya transportasi laut karena
pendangkalan Pelabuhan
Pulau Baai, Bengkulu, Sabtu (3/5/2025).
“Para petani pisang kebingungan hasil pisang tak bisa diangkut, maka mereka buang ke laut, tepatnya di Pelabuhan Kahyapu, Pulau Enggano,” kata Kepala Desa Kaana, Alamudin, saat dihubungi melalui telepon, Minggu (4/5/2025).
Menurut Alamudin, sejak alur pelabuhan Pulau Baai di Kota Bengkulu dangkal, itu menyebabkan kapal pengangkut penumpang dan hasil bumi menjadi tersendat.
Hasil bumi seperti pisang dan ikan tak dapat dijual.
Sementara itu, kapal Pertamina yang menyuplai BBM juga tak bisa merapat ke Pelabuhan Pulau Baai.
Pertamina mengirimkan suplai BBM melalui darat sehingga tak mampu menyuplai kebutuhan bahan bakar untuk kapal yang melepas jangkar di tengah laut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Seminggu Bahan Bakar Habis, Kapal Pulo Tello Stop Layanan ke Pulau Enggano Regional 4 Mei 2025
/data/photo/2025/05/04/68175b3e113a3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)