TRIBUNNEWS.COM – Serangan rudal Houthi yang menargetkan Bandara Internasional Ben Gurion di Israel pada hari Minggu, (4/5/2025), memicu kegemparan.
Media-media Israel melaporkan rudal itu sukses menghantam bandara dan gagal dicegat oleh sistem pertahanan canggih Arrow 3 dan THAAD.
Beberapa orang terluka akibat serangan itu. Adapun skala kerusakan yang ditimbulkan merupakan yang pertama kalinya sejak Houthi kembali menyerang Israel.
Alex Gatopoulos, seorang jurnalis Al Jazeera bidang pertahanan, memuji serangan rudal Houthi yang menghantam bandara.
Dia mengatakan serangan terbaru ini adalah serangan rudal keempat Houthi dalam beberapa hari terakhir.
“Gagasan bahwa Houthi bisa menambakkan rudal dari jarak 2.000 km dan menyerang Israel beberapa minggu setelah serangan Amerika Serikat (AS) yang sangat intens di Yaman adalah sesuatu yang luar biasa,” kata Gatopoulos dikutip dari Al Jazeera.
“Mereka (AS) sudah menyerang kelompok bersenjata itu, tetapi Houthi masih bisa melakukan hal ini, yakni menyerang target di salah satu negara dengan pertahanan terketat di dunia.”
Padahal, kata dia, sistem pertahanan Israel sangat canggih dan makin bagus seiring dengan munculnya konflik.
“Serangan itu mengingatkan orang Israel bahwa mereka rentan,” ucapnya.
DIHAJAR RUDAL YAMAN – Rudal balistik yang ditembakkan kelompok Houthi Yaman menghajar kompleks Bandara Ben Gurion yang terletak di pinggiran utara Kota Lod, di selatan Kota Or Yehuda, Israel, Minggu, 4 Mei 2025. (Kolase Tribunnews)
Sementara itu, video yang beredar di media sosial memperlihatkan asap mengepul di atas Bandara Ben Gurion.
Video yang dibagikan oleh Israel Hayom memperlihatkan ada kawah besar di tempat jatuhnya rudal Houthi.
Akses jalan ke Terminal 3 Bandara Ben Gurion rusak karena serangan itu. Narasumber dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyebut belum diketahui dengan pasti apakah kerusakan itu akibat rudal yang jatuh di sana ataukah karena puing-puing rudal.
Militer Israel mengatakan pihaknya kini sedang menyelidiki kasus serangan itu. Menurut Israel, rudal itu diluncurkan dari Yaman.
Namun, Benny Gantz, anggota dewan dan mantan menteri Israel, mengklaim bukan Yaman yang berada di balik serangan itu.
“Ini bukan dari Yaman, ini dari Iran,” kata Gantza di media sosial X tanpa menyodorkan bukti untuk mendukung klaimnya itu.
“Iranlah yang menembakkan rudal balistik ke negara Israel, dan harus dimintai pertanggungjawaban.”
Dia meminta Israel memberikan balasan keras atas serangan itu.
Houthi mengonfirmasi bahwa pihaknya berada di balik serangan rudal yang menargetkan bandara Israel.
“Pasukan rudal Angkatan Bersenjata Yaman melancarkan operasi militer yang menargetkan Bandara Ben Gurion di Yaffa yang diduduki dengan rudal balistik hipersonik,” kata Houthi dikutip dari kantor berita Saba.
Houthi menyebut rudal itu sukses menghantam target. Di samping itu, Houthi mengungkapkan “hasil sampingan” serangan itu.
“Kegagalan sistem pertahanan AS dan Israel untuk mencegatnya, larinya lebih dari tiga juga Zionis ke tempat perlindungan, operasional bandara ditangguhkan sepenuhnya selama lebih dari satu jam.
Media Israel melaorkan ada dua orang mengalami luka ringan dan sedang. Adapun korban ketiga terluka ketika bergegas ke tempat perlindungan. Semua korban luka dibawa ke Pusat Kesehatan Shiba.
Pinchas Idan, seorang pemimpin serikat buruh di Otoritas Bandara, mengatakan orang-orang segera pergi ke tempat perlindungan setelah mendengar sirene.
“Kami mendengar ledakan keras. Rudal jatuh di dekat pesawat. Kami beruntung karena pesawatnya sedang di udara,” ujar Idan.
Houthi memperingatkan semua maskapai penerbangan dunia agar tidak meneruskan terbang ke Bandara Ben Gurion lantaran lalu lintas udara kini tidak aman.
