Liputan6.com, Bandung – Bulan Mei di Indonesia, termasuk wilayah Bali umumnya dikenal sebagai masa peralihan dari musim hujan menuju musim kemarau. Dalam periode ini, cuaca sering kali tidak menentu karena terjadi pergeseran angin dan perubahan pola curah hujan.
Meskipun secara umum Mei dianggap awal musim kemarau beberapa daerah seperti Bali masih kerap diguyur hujan ringan hingga sedang terutama pada sore atau malam hari. Keadaan ini tentu mempengaruhi berbagai aktivitas terutama yang berkaitan dengan wisata alam.
Di Bali sendiri sebagai destinasi wisata utama Indonesia cuaca yang tidak menentu pada bulan Mei dapat menjadi tantangan tersendiri bagi para wisatawan. Aktivitas seperti berjemur di pantai, menyelam, ataupun menjelajah alam terbuka seringkali harus menyesuaikan dengan kondisi.
Adapun sebagai bentuk kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana kecil akibat cuaca ekstrem penting untuk mengetahui prakiraan cuaca terkini. Melansir dari situs resmi BMKG pada hari ini, Jumat (2/4/2025) cuaca di Bali diprediksi berkabut hingga hujan ringan.
Pada wilayah Kota Denpasar misalnya, prakiraan cuaca pada 2 Mei 2025 diprediksi berkabut atau asap dengan intensitas suhu 23 hingga 31 derajat Celsius. Sementara itu, kondisi kelembaban udaranya diperkirakan mencapai 59 hingga 95 persen.
Sementara itu, pada wilayah Buleleng misalnya diprediksi berawan dengan intensitas suhu 22 hingga 28 derajat Celsius dan kondisi kelembaban udaranya diperkirakan mencapai 73 hingga 94 persen.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/972935/original/094370200_1441073177-TANAH-LOT-7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)