Ini Penyebab Paus Fransiskus Meninggal dan Riwayat Kesehatannya

Ini Penyebab Paus Fransiskus Meninggal dan Riwayat Kesehatannya

Jakarta, Beritasatu.com – Pemimpin umat Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus, meninggal dunia pada Senin (21/4/2025) pukul 07.35 pagi waktu setempat di Vatikan, Roma, dalam usia 88 tahun. Menurut pernyataan resmi dari Vatikan, penyebab utama meninggalnya Paus Fransiskus adalah komplikasi akibat pneumonia bilateral atau pneumonia ganda.

Kondisi tersebut diperparah oleh penyakit paru-paru kronis yang telah dideritanya sejak lama serta faktor usia lanjut. Pneumonia ganda merupakan bentuk peradangan paru-paru yang menyerang kedua sisi paru dan dapat sangat mematikan, terutama pada lansia atau individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Sebelumnya, Paus dirawat di Rumah Sakit Universitas Gemelli pada Februari 2025 karena bronkitis berat yang kemudian berkembang menjadi pneumonia ganda. Ia menjalani rawat inap selama 38 hari, yang merupakan masa perawatan terlama selama masa kepausannya.

Riwayat Penyakit Paus Fransiskus

Sejak muda, Paus Fransiskus telah menghadapi berbagai tantangan kesehatan. Meski begitu, semangatnya dalam melayani umat dan Gereja tidak pernah surut. Berikut ini beberapa penyakit yang pernah dideritanya.

1. Infeksi paru-paru saat remaja

Ketika remaja, sebagian paru-parunya diangkat akibat infeksi serius. Sejak saat itu, Paus Fransiskus hidup hanya dengan satu paru yang berfungsi penuh. Hal ini membuatnya sangat rentan terhadap infeksi saluran pernapasan di usia senja.

2. Penyakit paru-paru kronis

Seiring bertambahnya usia, Paus menderita penyakit paru-paru kronis yang membuatnya kerap mengalami kesulitan bernapas, terutama dalam cuaca dingin atau saat terserang virus.

3. Radang usus besar (divertikulitis)

Pada Juli 2021, Paus Fransiskus menjalani operasi besar untuk mengangkat sebagian usus besar akibat divertikulitis, yaitu peradangan atau infeksi pada kantung kecil di dinding usus. Operasi ini menandai salah satu momen penting dalam perawatan medisnya yang memerlukan waktu pemulihan cukup lama.

4. Linu panggul (sciatica)

Paus Fransiskus juga mengalami sciatica, yaitu nyeri saraf yang menjalar dari punggung bawah ke kaki. Kondisi ini sering membuatnya tidak dapat berjalan lama dan menyebabkan pembatalan kehadiran di sejumlah agenda Vatikan.

5. Masalah pada sendi lutut

Dalam beberapa tahun terakhir, Paus Fransiskus terlihat menggunakan kursi roda dalam banyak kegiatan publik karena masalah pada sendi lutut yang menyebabkan nyeri parah. Meski menjalani terapi fisik, kondisi tersebut tetap membatasi mobilitasnya.

6. Bronkitis dan pneumonia

Pada awal 2025, Paus dirawat karena bronkitis berat. Penyakit ini kemudian berkembang menjadi pneumonia ganda, yang menyebabkan peradangan hebat pada paru-parunya. Kombinasi pneumonia dan paru-paru kronis menjadi faktor yang sangat berat bagi Paus yang telah lanjut usia.

Meski menghadapi berbagai tantangan kesehatan selama menjabat sebagai pemimpin Gereja Katolik sejak 2013, Paus Fransiskus tetap aktif menyuarakan isu-isu penting dunia, seperti perdamaian, lingkungan hidup, solidaritas sosial, dan reformasi gereja. Ia dikenal sebagai sosok yang rendah hati, pro-rakyat kecil, dan tegas dalam menyuarakan keadilan sosial.

Kabar Paus Fransiskus meninggal dunia bukan hanya meninggalkan duka mendalam bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh dunia yang mengenalnya sebagai pemimpin spiritual yang menginspirasi.