Liputan6.com, Jakarta – Setiap 21 April, Indonesia memperingati dan mengenang perjuangan R.A. Kartini yang menginspirasi perempuan untuk terus belajar dan memberdayakan diri.
Sekarang, semangat R.A. Kartini tetap hidup dalam bentuk lebih modern lewat teknologi dan inovasi digital. Salah satu buktinya adalah pencapaian dua perempuan muda Indonesia, Indri Ramadhanti dan Sherly Pangestu.
Keduanya baru saja mencuri perhatian dunia teknologi internasional, di mana Indri dan Sherly sukses meraih gelar Distinguished Winner di ajang Swift Student Challenge 2025 yang digelar Apple.
Lewat penghargaan ini menunjukkan perempuan Indonesia mampu bersaing secara global. Tak hanya sekadar coding, aplikasi buatan Indri dan Sherly juga mencerminkan empati dan solusi nyata bagi masyarakat.
“Saya ingin membantu orang-orang, terutama para lansia, untuk tetap merasa dekat dengan masa lalu mereka, agar kenangan indah tidak hilang begitu saja,” kata Indri Ramadhanti dalam pernyataannya.
Memoire, aplikasi buatannya terinspirasi ddari hubungan personal Indri dengan sang nenek yang mengalami penurunan daya ingat.
Memoire: Jembatan Digital untuk Kenangan dan Keluarga
Indri menjelaskan, aplikasi buatannya ini bukan sekadar game. Memoire adalah aplikasi playground ini dirancang untuk melatih kemampuan otak dalam menyimpan dan mengingat momen-momen penting dalam hidup.
“Dengan pendekatan empati berakar pada hubungan kekeluargaan, Memoire memungkinkan pengguna untuk menyimpan cerita, foto, suara, dan kenangan dalam bentuk digital mudah diakses kembali,” jelas Indri, yang kini bekerja sebagai software engineer di sebuah perusahaan ternama di Jepang.
Meski baru pertama kali ikut serta dalam Apple Swift Student Challenge, visi Indri jauh ke depan untuk mengembangkan Memoire menjadi alat bantu digital bagi penderita demensia dan keluarga mereka.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5192634/original/027708900_1745192826-Apple_Swift_Student_Challenge_2025_01.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)