NATO Mulai Terang-terangan Tantang Rusia, Denmark Kirim Pasukan ke Ukraina
TRIBUNNEWS.COM – Denmark dilaporkan akan melakukan upaya militer yang dinilai akan memancing kemarahan Rusia yang meneret langsung keterlibatan NATO dalam Perang Ukraina.
Upaya itu berupa rencana pengiriman pasukan Angkatan Bersenjata Denmark ke Ukraina.
Apakah pasukan yang dikirim Denmark merupakan satuan tempur?
Rupanya, Denmark berencana mengirim pasukan tak bersenjata mereka untuk kursus pelatihan jangka pendek, guna mempelajari taktik perang pesawat tak berawak (drone) Ukraina.
Meski berdalil ‘kursus perang-perangan drone’, alasan Denmark ini jelas tidak meyakinkan bagi Rusia yang sudah mengancam akan mengincar negara mana pun, termasuk anggota NATO seperti Denmark, jika ikut serta membantu Kiev melawan Moskow.
Namun, Mayor Jenderal Peter Boysen, panglima tertinggi Denmark, Rabu (16/4/2025) mengatakan kepada lembaga penyiaran Denmark, TV 2, kalau pasukannya tidak dilengkapi persenjataan dan memang berniat untuk mempelajari taktik peperangan drone.
Perang Ukraina dan Rusia memang menjadi titik balik dari perubahan lanskap peperangan dari manned ke unmanned, merujuk pada pola penggunakan aset militer yang tidak membutuhkan keterlibatan langsung personel militer dalam peperangan.
Langkah Denmark ini berbeda dari beberapa negara NATO yang justru memilih untuk melakukan pelatihan bersama pasukan Kiev di luar Ukraina, menandai manuver terang-terangan NATO ‘menantang’ wanti-wanti Rusia.
“Tidak ada laporan resmi yang mengonfirmasi keberadaan pasukan asing di dalam Ukraina untuk tujuan pelatihan,” tulis laporan KI dikutip, Kamis (17/4/2025).
Kursus tersebut, diharapkan akan dimulai paling cepat pada musim panas ini.
“Pelatihan akan berlangsung di pusat pelatihan di Ukraina barat dan tidak akan melibatkan pertempuran langsung,” kata laporan tersebut.
“Kami mengirim beberapa tim ke sana untuk melihat pengalaman apa yang dialami warga Ukraina secara langsung. Mereka tidak akan ke sana untuk berpartisipasi aktif dalam perang,” kata Boysen.
Boysen, yang telah mengunjungi Ukraina dua kali dalam beberapa bulan terakhir, mengatakan inisiatif tersebut diluncurkan atas undangan Panglima Tertinggi Ukraina Oleksandr Syrskyi .
“Selama 42 tahun saya berada di Angkatan Bersenjata, saya belum pernah mengalami perkembangan secepat sekarang ini,” kata Boysen, mengacu pada kemajuan dalam sistem tak berawak dan taktik tempur yang didorong oleh pengalaman Ukraina dalam perang pesawat tak berawak.
PASUKAN DENMARK – Seorang prajurit Angkatan Bersenjata Denmark berdiri di atas tanknya selama Ajang Tank Challenge Internasional Angkatan Darat AS di Eropa dan Afrika pada 11 Februari 2025, di Grafenwoehr, Jerman. Denmark akan mengirim pasukan mereka tanpa senjata ke Ukraina guna mempelajari perang drone yang menjadi tren baru peperangan modern.
Serap Pengalaman Tempur Pasukan Kiev
Baik Ukraina maupun Rusia sangat bergantung pada pesawat nirawak untuk pengintaian, pengintaian artileri, dan serangan terarah .
Denmark melihat konflik ini sebagai tempat uji coba langsung untuk peperangan modern.
Program pelatihan akan melibatkan tim dari berbagai resimen militer Denmark.
Kursus akan berlangsung selama satu hingga dua minggu dan dilaksanakan jauh dari garis depan, mungkin di dekat Lviv .
Boysen menekankan kalau Ukraina memiliki sistem peringatan serangan udara dan tempat perlindungan yang kuat, dengan mengatakan, “Saya sendiri pernah menghabiskan waktu di salah satunya di Kiev”.
Pasukan Rusia meluncurkan roket Grad di Kursk (Kementerian Pertahanan Rusia)
Rusia: Target Sah Angkatan Bersenjata Kami
Langkah Denmark tersebut menuai kritik tajam dari Kedutaan Besar Rusia di Kopenhagen.
Duta Besar Rusia Vladimir Barbin menyebut keputusan tersebut sebagai provokasi.
Dia memperingatkan kalau hal itu akan “menyeret Denmark semakin dalam ke dalam konflik di Ukraina.”
“Fasilitas, termasuk markas besar, pusat pelatihan dan pendidikan, serta lokasi personel militer dan peralatan militer, baik yang berada jauh di dalam wilayah Ukraina maupun di garis depan, merupakan target sah bagi Angkatan Bersenjata Rusia,” kata Barbin.
Hal yang dikhawatirkan, jika Denmark benar-benar menjadi target Rusia, maka negara lain anggota NATO akan bertindak, merujuk pada aliansi pertahanan yang menyandarkan pada prinsip ‘ancaman bagi satu anggota adalah ancaman bagi yang lain’.
Secara terpisah, Denmark, sekutu Eropa tengah Ukraina, sudah membahas rencana untuk mengerahkan “pasukan penenang” di Ukraina setelah gencatan senjata potensial untuk mengamankan fasilitas strategis Ukraina di wilayah belakang.
Kopenhagen mengisyaratkan minat untuk ikut serta dalam upaya tersebut.
Denmark telah menjadi pendukung utama Ukraina sejak dimulainya invasi besar-besaran Rusia pada tahun 2022.
Pada bulan Februari 2024, Kopenhagen menandatangani perjanjian keamanan bilateral berdurasi 10 tahun dengan Kiev, yang menjanjikan kerja sama pertahanan jangka panjang hingga Ukraina mendapatkan keanggotaan NATO.
(oln/ki/*)
