Warga Batu Ampar Jaktim Mengeluh Teras Posko Keamanan untuk Cegah Tawuran Dibongkar

Warga Batu Ampar Jaktim Mengeluh Teras Posko Keamanan untuk Cegah Tawuran Dibongkar

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Bima Putra

TRIBUNJAKARTA.COM, KRAMAT JATI – Warga RW 03, Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur mengeluhkan pembongkaran teras posko keamanan terpadu di Jalan Batu Ampar III.

Pasalnya bagian teras posko keamanan terpadu yang biasa digunakan petugas tiga pilar melakukan pemantauan mencegah gangguan keamanan dibongkar pihak Kelurahan Batu Ampar.

Ketua RW 03 Batu Ampar, Abdullah mengatakan pembongkaran teras posko keamanan terpadu dilakukan pihak Kelurahan tanpa adanya pemberitahuan sebelumnya.

“Pembongkaran pada saat itu tidak ada laporan bahwa pembongkaran ke RW, pelaksanaannya. Pembongkarannya dua bulan lalu lah,” kata Abdullah di Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (10/4/2025).

Menurutnya beberapa waktu sebelum pembongkaran teras posko keamanan terpadu itu hanya pemberitahuan bahwa pihak Kelurahan Batu Ampar akan menertibkan beberapa kios.

Tapi dalam pelaksanaannya, bagian teras depan posko keamanan terpadu tersebut justru terkena dampak pembongkaran yang dilakukan petugas pihak Kelurahan Batu Ampar.

“Tadinya pak Lurah (Batu Ampar) bilang bahwa posko terpadu tidak akan dibongkar, tapi nyatanya dibongkar. Jadi warga itu juga bingung dan kaget ada pembongkaran,” ujarnya.

Gubernur Pramono Anung menyoroti penurunan performa pemain Persija Jakarta di Liga 1. Pramono turut menyinggung masalah keterlambatan gaji. Ia pun ingin memastikan apakah isu tersebut mempengaruhi performa pemain atau tidak di lapangan.

Abdullah menuturkan posko keamanan terpadu di Jalan Batu Ampar III awalnya didirikan sekira tahun 1980 oleh warga, dan seiring waktu bangunannya kini sudah diperbaiki menjadi lebih baik.

Sebelum teras posko keamanan terpadu dibongkar, petugas Bhabinkamtibmas, Babinsa, Pokdar Kamtibmas, dan warga sekitar kerap melakukan pemantauan pencegahan gangguan keamanan.

Tapi setelah pihak Kelurahan Batu Ampar melakukan pembongkaran bagian teras, posko keamanan terpadu tersebut sudah tidak lagi digunakan dan hingga kini dibiarkan terbengkalai.

Berdasar keterangan Abdullah, petugas tiga pilar yang sebelumnya melakukan pemantauan pencegahan gangguan keamanan di posko kini terpaksa berpindah-pindah tak menentu.

Posko keamanan terpadu di Jalan Batu Ampar III setelah pembongkaran bagian depan teras yang dilakukan pihak Kelurahan Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (10/4/2025). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

“Sudah tidak digunakan lagi. Biasanya kalau malam minggu itu kan setelah apel tiga pilar di kantor Kelurahan kita keliling-keliling wilayah. Habis itu kumpul di situ (posko) sampai pagi,” tuturnya.

Pihak Kelurahan Batu Ampar membenarkan adanya pembongkaran bagian depan teras posko keamanan terpadu untuk mencegah gangguan keamanan di Jalan Batu Ampar III.

Lurah Batu Ampar, Rusman Rusli mengatakan pembongkaran bagian depan teras dilakukan berdasar aduan warga lewat cepat respon masyarakat (CRM) ke pihak kelurahan.

“Itu terkait bangunan liar yang berdiri di atas tanah untuk penataan kawasan unggulan Kelurahan Batu Ampar. Atas aduan warga yang menganggu kenyamanan lalu lintas,” kata Rusli.

Menurutnya berdasar aduan warga, bagian depan posko keamanan terpadu kerap digunakan untuk tempat nongkrong dan berdagang sehingga mengganggu arus lalu lintas di Jalan Batu Ampar III.

Pihak Kelurahan Batu Ampar mengklaim pembongkaran bangunan liar bagian depan teras posko keamanan terpadu pun sudah mendapat izin dari tokoh masyarakat sekitar.

“Dari pagi sampai sore ada yang kumpul di situ, dan menghalangi (arus lalu lintas) jalan. Kami setelah meminta izin ke tokoh masyarakat untuk mengadakan pembongkaran,” ujarnya.

Pernyataan ini berbeda dengan keterangan Ketua RW 03 Batu Ampar, Abdullah yang mengaku bahwa dia dan tokoh agama di wilayah Batu Ampar tidak mengetahui alasan pembongkaran.

Rusli menuturkan bangunan posko keamanan terpadu di Jalan Batu Ampar III sedianya juga merupakan bangunan liar karena berada di atas saluran air, sebagaimana tempat usaha lain.

“Saya meminta Poskamdu (posko keamanan terpadu) tidak dibongkar. Tadinya tidak dibongkar (terasnya), tapi karena selalu nongkrong, jualan liar akhirnya saya minta ditata lagi,” tuturnya.

(TribunJakarta)

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya