Ratusan butir peluru dan granat yang ditemukan warga pengungsi itu diduga masih dalam kondisi aktif.
Menurut Pius Kwuta, ketika sedang menggali lubang, salah satu dari ratusan butir peluru itu sempat meledak karena terkena besi linggis yang dipakai untuk mengeruk tanah pada kedalaman sekira 1 meter. Pius langsung memberi tahu personel TNI dan polisi.
“Sempat meledak terkena tikaman linggis, saat dilihat ternyata peluru. Syukur bukan granat yang meledak,” katanya.
Kondisi peluru dan granat sudah berkarat dan dilumuri lumpur. Personel TNI mengangkut granat dan peluru itu lalu diletakkan di atas sebuah karung putih.
Kasi Humas Polres Flores Timur, Iptu Anwar Sanusi, mengatakan sebanyak 393 butir peluru dan 16 granat telah diamankan.
“Hadir dalam pengamanan barang temuan tersebut, ada Danramil Boru Kapten Infantri Paulus Kedang Weking dan Kapolsek Titehena Ipda Fransiskus Ragalay,” katanya.
Pihaknya telah berkoordinasi dengan personel Brimob Maumere untuk memeriksa amunisi dan bahan peledak tersebut.
Saat ini, tim Penjinakan Bahan Peledak (Jihandak) Brimob Maumere sedang bergerak ke Huntara Desa Konga untuk memeriksa amunisi dan granat.