TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Belum lengkap rasanya menjelajahi Kota Tua Jakarta jika tidak menjajal naik sepeda ontel. Menumpangi sepeda ontel rasanya bisa menambah pengalaman nostalgia pengunjung yang menikmati setiap area peninggalan Belanda itu.
Bagi Marham (51), sepeda ontel dan Kota Tua adalah dua hal yang sudah menjadi garis kehidupannya.
Kota Tua bisa dikatakan menjadi rumah kedua bagi Pria asal Jepara yang sudah sejak 2008 menawarkan jasa penyewaan sepeda ontel itu.
Lebaran menjadi momentum yang paling dinantikan bagi Marham. Menurutnya, ini adalah masa berlibur yang jumlah pengunjungnya paling banyak jika dibandingkan libur lainnya.
Lebaran bagi Marham, bukan sekadar pulang kampung, ketupat, atau baju baru. Hari raya ini adalah momentum ketika dia bisa menyambut lebih banyak pengunjung dan membantu mereka mengabadikan kenangan.
“Saya merantau dari Jepara dan tidak pulang kampung. Jadi, tradisi saya, selama bulan puasa saya libur satu bulan,” kata Marham.
Bagi Marham, tugasnya tidak hanya sebatas menyewakan sepeda ontel saja.
Pengalaman lebih dari satu dekade pun diuji ketika ada wisatawan yang menanyakan tempat-tempat di sekitar Kota Tua. Tak jarang, dia harus berlaku sebagai pemandu wisata dadakan.
Di balik itu semua, tak jarang dia juga mendapatkan pengunjung yang ‘nakal’. Ada pengunjung yang mengembalikan sepeda tidak sesuai dengan waktu.
Kendati demikian, Marham tidak pernah meminta biaya tambahan jika penyewa telat memulangkan sepeda ontel.
“Saya tidak tega, menjaga juga supaya dia tidak kapok. Karena sebagai pelayan wisata, seharusnya jangan sampai mengecewakan pengunjung,” ungkap Marham.
“Harusnya memberi kenangan, setelah selesai waktunya, pengunjung minta fotokan, saya fotokan,” imbuhnya.