Mahasiswi Asal Bali Tewas di AS, Keluarga Berharap Jenazah Dipulangkan
Tim Redaksi
BULELENG, KOMPAS.com
– Seorang mahasiswa asal Desa Bontihing, Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali, bernama
Kadek Melly Mudiani
(24) tewas dalam kecelakaan di
New Orleans
, Negara Bagian Louisiana, Amerika Serikat.
Melly berangkat ke Amerika Serikat pada 27 November 2024 untuk mengikuti
program magang
di sebuah restoran di negara tersebut.
Ayah Melly, Ketut Wandika, mengungkapkan, program magang itu rencananya akan diikuti anak keduanya itu selama satu tahun.
Sebelum memutuskan untuk ke Amerika Serikat, Melly sempat magang di sebuah hotel di Bali.
Kata dia, berkarier di luar negeri merupakan cita-cita putrinya. “Yang jelas mengejar reputasi sebagai pekerja migran,” ujar dia saat ditemui, Jumat (4/4/2025) di Buleleng.
Saat masih berkuliah, Melly juga mendapat beasiswa magang ke luar negeri. Namun, ia tidak jadi berangkat lantaran adanya pembatasan akibat pandemi Covid-19.
Tangis Wandika pecah saat mengingat kembali cita-cita anaknya itu. Putrinya itu mempunyai keinginan melanjutkan kuliah sambil bekerja di Australia.
Hal itu untuk mengembangkan kariernya sehingga bisa bekerja di tempat yang lebih layak sesuai kemampuannya.
“Sekarang Melly sudah tidak ada, saya terharu dengan cita-cita dia. Yang buat saya menangis,” kata Wandika.
“Dia betul-betul mandiri. Mau berangkat ke Amerika, saya tidak pernah ikut campur. Dia minta bapak dan ibunya tenang. Melly mau cari pengalaman,” lanjut dia.
Melly meninggal dunia dalam kecelakaan yang terjadi pada Sabtu (29/3/2025). Mobil yang ia tumpangi ditabrak sebuah mobil dengan kecepatan tinggi.
Sebelum kejadian itu, Melly sempat berkabar dengan keluarganya pada Jumat (28/3/2025) atau sehari sebelum Hari Raya Nyepi.
Saat itu, Melly menanyakan pada keluarganya tentang pawai ogoh-ogoh di desa. Selain itu, Melly juga sempat menghubungi ibunya, Komang Sudarmi, pada Sabtu (29/3/2025).
Namun, panggilan itu baru masuk keesokan harinya lantaran saat Nyepi akses seluler dimatikan oleh pemerintah setempat.
“Saat upacara pengerupukan, dia minta tolong
videoin
ogoh-ogoh dan paradenya. Ibunya sempat dihubungi. Besoknya baru masuk karena tidak ada jaringan internet,” kata dia.
Pihak keluarga berharap jenazah Melly bisa segera dipulangkan ke Tanah Air.
Keluarga pun, hingga kini, belum mengetahui kondisi Melly yang sebenarnya. Keluarga hanya mengetahui korban dari kecelakaan tersebut merupakan Melly dari barang-barang dan dokumen yang ada.
“Sampai hari ini saya selaku orangtua, belum bisa melihat seperti apa anak saya. Saya hanya bisa lihat identitasnya saja dicocokkan di tubuh melekat sebuah tas, saat itu diperlihatkan tim medis didampingi FBI, dibuka satu-satu,” ujar dia.
Wandika mengatakan, dari koordinasi pihak keluarga dengan aparat negara setempat dan pengacara perusahaan, Melly baru bisa dipulangkan paling cepat 10-13 hari mendatang.
Dengan adanya penggalangan dana yang dilakukan oleh WNI perantau di AS, diharapkan bisa membantu kepulangan jenazah Melly ke Tanah Air.
Mengingat, jika menunggu asuransi, pemulangan jenazah disebut baru bisa dilakukan hingga dua bulan.
“Mudah-mudahan dengan dukungan teman-teman Melly, menggalang dana bisa terkumpul sehingga bisa dipulangkan. Mereka juga membantu memantau perkembangan penyelidikan di sana,” tutup dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Mahasiswi Asal Bali Tewas di AS, Keluarga Berharap Jenazah Dipulangkan Denpasar 4 April 2025
/data/photo/2025/04/04/67ef4fceeda35.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)