Lebaran di Palestina, Warga Gaza Meninggal Pakai Baju Baru: Tak Ada Kebahagiaan dan Semangat

Lebaran di Palestina, Warga Gaza Meninggal Pakai Baju Baru: Tak Ada Kebahagiaan dan Semangat

TRIBUJAKARTA.COM – Militer Israel kembali membombardir Gaza, Palestina sejak Selasa (18/3/2025) lalu, hingga hari ini.

Negara zionis memutuskan gencatan senjata secara sepihak dan terus melancarkan serangan bahkan pada momen Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah.

Minggu (30/3/2025), warga Gaza menjalankan Salat Idulfitri dengan rasa takut.

Salat sunnah yang menandakan berakhirnya Ramadan dan memasuki hari kemenangan itu dilatari dentuman suara bom dan pesawat perang yang melintas di udara.

“Seperti yang Anda lihat, kami ketakutan bahkan saat kami salat, ada pesawat perang melintas,” kata Karima Shurrab, salah seorang warga Gaza, dikutip dari laporan Kompas TV.

Bagi Karima, lebaran kali ini sama sekali tidak membahagiakan.

Gempuran senjata dari Israel membuat hari raya kali ini dirundung duka. Bahkan Karima harus kehilangan cucunya.

“Tak ada kebahagiaan, banyak keluarga menjadi korban, cucu sayapun menjadi korban.”

“Sama sekali tak ada kebahagiaan dan semangat untuk apapun,” kata dia.

Sementara, warga Gaza lainnya, Menna Al-Hawrany, tak bisa menahan tangis kala diwawancara.

Menna menceritakan betapa Idulfitri begitu dirindukan, sebab menjadi hari di mana keluarga berkumpul.

Seperti halnya di Indonesia, warga Gaza pun menyiapkan baju baru untuk berlebaran.

Namun karena tindakan sadis militer Israel, warga Gaza justru meninggal dunia saat memakai pakaian terbaiknya.

“Kami menanti mereka (kerabat keluarga) datang di Hari Raya Idulfitri ini, tapi mereka justru meninggal dengan memakai baju baru. Kenapa mereka (militer Israel) melakukan ini kepada kami,” kata Menna sambil menangis.

Kesaksian soal suasan Idulfitri yang mencekam di Gaza juga disampaikan Tonggo Meaty Fransisca, Relawan Tim EMT Mer-C Indonesia.

Idulfitri di Gaza dilatari suara dentuman bom dan senjata lainnya.

Bukan peluru nyasar, senjata itu memang menyasar mereka yang sedang berhari raya.

“Yang pasti adalah bagaimana mereka merayakan Idulfitri tapi di tengah saura dentuman bom, dan dentuman tembak-tembakan.”

“Dan mereka juga tidak ada kepastian bahwa mereka akan hidup atau tidak hari ini,” kata Meaty saat siaran langsung pada program Sapa Indonesia Malam, Kompas TV, Rabu (2/4/2025).

Anak-anak di Gaza yang belum mengetahui tentang perang, dan serangan Israel tetap bersuka cita kala malam takbiran.

Warga Gaza juga tetap berusaha berkumpul menemui kerabat dan keluarga di momen lebaran, kendati harus melewati zona merah.

Keyakinan warga Gaza, kalaupun mereka terkena serangan, merkeka meninggal dalam keadaan syahid.

“Bayankan, menjelang takbiran pun mereka tetap bersuka cita, anak-anak kecil tetap bermain seperti biasa, dan saat Hari Raya Idulfitri mereka tetap memakai pakaian terbaik mereka dan kemudian tetap mengunjungi sanak saudara tanpa rasa takut,” paparnya.

Data Kementerian Kesehatan Gaza, sejak 7 Oktober 2023, serangan Israel ke Palestina telah mengakibatkan 50.144 orang meninggal dunia, dan 113.704 orang luka-luka.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya