Filosofi Pramono Pajang Banyak Lukisan di Balai Kota Jakarta, Tapi Hanya Bergambar Ikan dan Bunga

Filosofi Pramono Pajang Banyak Lukisan di Balai Kota Jakarta, Tapi Hanya Bergambar Ikan dan Bunga

TRIBUNJAKARTA.COM – Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menyulap balai kota menjadi seperti galeri lukisan.

Politikus senior PDIP memajang banyak lukisan dari sejumlah seniman di sudut-sudut kantor pemerintahan provinsi ibu kota itu.

Tapi, Pramono mengurasi ketat. Ia hanya mau memajang lukisan bergambar ikan dan bunga di kantornya.

Bukan tanpa alasan, sang kolektor memiliki filosofi tersendiri.

Lukisan dan Filosofinya

Kondisi Balai Kota Jakarta yang berubah menjadi penuh lukisan ketahuan kala program Sapa Indonesia Malam mendapat kesempatan mewawancarai Pramono.

Diterima di Balai Kota, Pramono menceritakan, balai kota kini sudah mendapat sentuhan seleranya.

Pramono menunjukkan jati dirinya sebagai penyuka seni lukis.

“ini memang taste-nya (selera), taste saya banget. Karena memang saya penggemar lukisan, saya kolektor lukisan, sehingga di balai kota ini mudah-mudahan enggak ada ruangan tanpa lukisan, ” kata Pramono dikutip dari Youtube Kompas TV, tayang Selasa (1/4/2025).

Lukisan-lukisan tak hanya menjadi pemanis di lobi ataupun ruang tamu, tapi juga memenuhi ruang kerja sang gubernur.

“Ini baru masuk, nanti termasuk ruangan saya pribadi, termasuk untuk tamu, semuanya nanti saya akan membuat orang merasa bahwa ke balai kota itu nyaman,” ujarnya.

Pramono juga menceritakan, seluruh lukisan di Balai Kota Jakarta hanya bergambar ikan dan bunga.

Salah satu seniman yang lukisannya terbanyak dipajang di balai kota adalah Dirot Kadirah.

“Saya memang penggemar lukisan di Dirot. Ini adalah lukisannya Dirot, gambarnya ikan,” kata Pramono.

Ia lanjut menjelaskan, alasan di balik hanya luisan ikan dan bunga yang boleh dipajang di kantornya.

Menurutnya, gambar ikan dan bunga memberinya kenyamanan dalam bekerja.

“Saya bilang sama yang mempersiapkan, saya hanya mau ikan dan bunga. Karena itu yang membuat kenyamanan, keteduhan.”

“Lita bisa bekerja juga dengan apa, tidak terlalu kalau orang Jawa bilang grengseng, itu apa ya, buru-buru,” paparnya.

Kata Pramono, menjadi Gubernur Jakarta membuatnya lebih sibuk dibandingkan saat menjadi Sekretaris Kabinet 10 tahun terakhir.

“Begitu saya menjadi gubernur jadwalnya jauh lebih padat dibandingkan ketika menjadi Menteri Sekretaris Kabinet, jauh banget.”

“Memang jauh lebih padat karena sehari-hari itu bisa 12 sampai 14 acara, dan setiap acara hanya 30 menit dan buru-buru gitulah,” kata dia.

Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya