Cerita Perjuangan Pemudik, Terpaksa Tak Pulang Kampung Bertahun-tahun untuk Bisa Menabung
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Empat tahun lamanya Nurhayati (39) tidak pulang ke kampung halamannya di Padang, Sumatera Barat sejak 2021.
Kali ini dia mendapatkan kesempatan untuk mudik bersama keluarganya.
Nurhayati dan sang suami berprofesi sebagai pedagang di Jakarta. Sejak pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pendapatannya lesu.
Upaya dia
menabung
setiap tahunnya untuk bisa pulang ke Padang, hanya menemui titik impas karena berbagai pengeluaran tidak terduga di tengah sulitnya pemasukan usaha.
“Sudah empat tahun (tidak mudik) karena harga tiket yang mahal, terus kemarin mau mudik, anak mau masuk sekolah, biayanya gede. (Pendapatan) muter-muter untuk makan, kontrakan, sekolah anak, jadi habis terus,” kata Nurhayati saat ditemui di Terminal Kalideres, Selasa (25/3/2025).
Nurhayati untuk bisa pulang kampung saat
mudik Lebaran
harus menyisihkan uang sebesar Rp 30 juta di tabungannya.
Pasalnya, dia berangkat bersama tiga anggota keluarga lainnya, bisa menghabiskan Rp 5 juta untuk tiket pulang-pergi Jakarta-Padang.
Sisanya, uang itu bakal digunakan untuk dibagi-bagikan di kampung halaman atau sekadar membeli makanan-makanan dalam merayakan Lebaran Idul Fitri 2025.
“Kalau enggak nabung, enggak dapet (mudik). Di Padang itu, harus ada duit di ATM Rp 30 juta. Jadi nyari Rp 30 juta dulu baru bisa pulang kampung,” ujar dia.
Kini, usahanya selama empat tahun untuk menabung demi pulang kampung tidak sia-sia.
Rasa rindunya terhadap kampung halaman di Padang sudah tidak tertahankan lagi. Dia begitu bahagia dan bersemangat untuk pulang kampung.
“Alhamdulillah ada aja rezeki. Namanya mau ngunjungin orang tua ya. Kangen banget,” kata dia.
Senada dengan Nurhayati, Andi (42) mengaku harus ‘puasa’ mudik selama dua tahun sebelum bisa pulang lagi ke kampung halamannya di Sumatera Selatan kemarin, Senin (24/3/2025).
Karyawan swasta itu harus menyisikan pendapatannya setiap bulan untuk bisa memberangkatkan tiga anggota keluarganya ke Sumsel.
“Saya karyawan swasta, jadi nyisihin uang setiap bulannya, nabung biasanya,” kata dia, Senin (24/3/2025).
Pasalnya, harga tiket naik sekitar Rp 240.000 selama masa mudik. Terlebih, dia membawa dua anak yang juga dihargai tiket orang dewasa.
Harga tiket yang harus dibayar Andi Rp 480.000 bagi satu orang untuk berangkat ke Sumatera.
“Rp 480.000 untuk satu orang (harga tiket), saya berangkat empat orang. Normalnya Rp 240.000 kalau enggak salah. Ya mau enggak mau,” tambah dia.
Kini rasa rindunya terhadap kampung halaman tidak bisa dibendung lagi. Dia tidak sabar bertemu keluarganya di sana.
Bahkan, Andi membawa bekal makanan untuk menghadapi perjalanan ke Sumsel.
“Ini bawa bekal buat buka puasa aja, sama paling kalau enggak keburu sahur, bawa juga ini makanan sahur,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Cerita Perjuangan Pemudik, Terpaksa Tak Pulang Kampung Bertahun-tahun untuk Bisa Menabung Megapolitan 25 Maret 2025
/data/photo/2025/03/24/67e0eff599947.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)