Jakarta, Beritasatu.com – Ketidakpastian pasar saham mendorong investor untuk mengalihkan investasinya ke instrumen yang lebih stabil, seperti obligasi pemerintah. Tren ini tercermin dari meningkatnya permintaan terhadap surat utang negara, yang berdampak pada kenaikan harga obligasi serta penurunan yield dalam beberapa waktu terakhir.
Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf menyampaikan, secara historis, pasar saham lebih rentan terhadap dinamika ekonomi dan isu global.
Sebaliknya, obligasi, terutama obligasi pemerintah, memiliki karakter defensif dan cenderung lebih stabil di tengah ketidakpastian. Faktor inilah yang mendorong investor beralih ke aset pendapatan tetap untuk mengamankan investasinya.
“Ketika volatilitas di pasar saham meningkat, investor secara alami mencari instrumen yang lebih aman. Obligasi pemerintah menjadi pilihan utama karena memiliki risiko lebih rendah dibandingkan saham,” ujar Dimas Yusuf dalam program Investor Market Today, Senin (24/3/2025).
Dimas menambahkan, kebijakan bank sentral turut berperan dalam menjaga keseimbangan pasar obligasi. Bank Indonesia (BI) secara aktif memberikan dukungan terhadap pasar surat utang negara.
Kebijakan ini semakin meningkatkan kepercayaan investor terhadap instrumen pendapatan tetap, sehingga aliran dana ke obligasi pemerintah tetap kuat meskipun pasar saham mengalami gejolak.
