TRIBUNNEWS.COM – Perekonomian Turki saat ini menghadapi ancaman krisis setelah pasar keuangan mengalami kehancuran akibat protes besar-besaran masyarakat terkait penahanan Ekrem Imamoglu, Walikota Istanbul dan rival politik utama Presiden Tayyip Erdogan.
Penangkapan Imamoglu, yang dianggap sebagai tokoh penting dalam politik Turki, telah memicu reaksi negatif di pasar keuangan dan menambah ketidakpastian yang sudah ada.
Bagaimana Perkembangan Mata Uang Lira Turki?
Mengacu pada laporan Bloomberg, mata uang Lira Turki mengalami penurunan 0,5 persen pada level 37,9482 per dollar pada Jumat, 21 Maret 2025.
Penurunan ini merupakan kelanjutan dari tren negatif, di mana Lira telah anjlok 37 persen selama lima hari terakhir, menjadikannya kinerja terburuk sejak Juni 2023.
Apa yang Terjadi dengan Obligasi dan Bursa Saham?
Tak hanya Lira, obligasi negara Turki yang berdenominasi dollar juga menunjukkan penurunan yang signifikan selama tiga hari berturut-turut.
Obligasi bertenor panjang bahkan kehilangan 2 sen, yang merupakan penurunan terbesar sejak Januari 2024.
Bursa saham Turki pun mengalami kejatuhan yang drastis, sehingga pemerintah terpaksa memberlakukan trading halt.
Bursa ditutup di level terendah 904.464 dan mencatat penurunan sebesar 16,73 persen dalam empat hari, menjadikannya sebagai rekor terburuk sejak Krisis Keuangan Global pada 2008.
Apa Penyebab Utama Penurunan Ini?
Penurunan yang dramatis di pasar keuangan ini dipicu oleh penahanan Ekrem Imamoglu.
Otoritas Turki menuduhnya dan para ajudannya terlibat dalam kasus korupsi, pemerasan, dan penipuan, serta dituduh mendukung Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dianggap sebagai organisasi teroris.
Namun, banyak pihak meragukan keabsahan tuduhan tersebut.
Partai Rakyat Republik (CHP), kekuatan oposisi utama di Turki, mengeklaim bahwa penangkapan Imamoglu adalah sebuah upaya kudeta dari pemerintah Erdogan.
Mereka menilai bahwa langkah hukum ini bersifat politis dan ditujukan untuk membungkam lawan politik menjelang pemilu yang akan datang.
Hal ini semakin diperkuat oleh rencana partai CHP untuk mencalonkan Imamoglu sebagai kandidat presiden dalam pemilihan internal yang akan datang.
Apa Dampak dari Penahanan Imamoglu terhadap Investasi?
Menyusul penangkapan tersebut, para pemberi pinjaman di pasar keuangan segera menunjukkan reaksi negatif.
Mereka menjual saham Turki senilai 9 miliar dollar AS, yang berdampak pada penurunan nilai mata uang Lira dan bursa saham.
Seorang pejabat bank sentral menjelaskan kepada Bloomberg bahwa upaya dilakukan untuk mengekang volatilitas arus keluar simpanan Lira di awal minggu, namun hasilnya malah memicu aksi jual massal.
Bagaimana Respon Bank Sentral Terhadap Krisis Ini?
Dalam upaya untuk merespons ketidakstabilan yang disebabkan oleh situasi politik ini, Bank Sentral Turki menaikkan suku bunga overnight.
Kebijakan ini diambil sebagai langkah untuk menahan krisis ekonomi yang semakin mendalam.
Krisis yang melanda pasar saham Turki pasca penangkapan Ekrem Imamoglu menunjukkan betapa rentannya perekonomian suatu negara terhadap dinamika politik internal.
Penahanan tokoh kunci yang dianggap sebagai lawan politik bisa memicu reaksi besar dari pasar keuangan, seperti yang terlihat di Turki saat ini.
Ketidakpastian politik berpotensi memicu aksi jual massal dari investor, yang dapat mengakibatkan kerugian lebih lanjut bagi perekonomian negara tersebut.
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).