Warga Geram, Janji Lapangan Kerja dari RDF Rorotan Tak Kunjung Ditepati Megapolitan 21 Maret 2025

Warga Geram, Janji Lapangan Kerja dari RDF Rorotan Tak Kunjung Ditepati
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        21 Maret 2025

Warga Geram, Janji Lapangan Kerja dari RDF Rorotan Tak Kunjung Ditepati
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Warga Rorotan menggelar aksi pada Jumat (21/03/2025) sore, menuntut perhatian terhadap dampak negatif dari uji coba yang dilakukan oleh Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan.
Protes ini tidak hanya menyoroti masalah polusi dan bau menyengat yang dihasilkan oleh pabrik pengelolaan sampah tersebut, mereka juga kecewa dengan janji-janji yang diberikan sebelum pembangunan.
Nuraini, salah satu warga Rorotan, terlihat membawa poster bertuliskan “Janjinya Manis, Nyatanya Sadis” dengan latar belakang karton merah jambu.
“Dulu janjinya bebas polusi, aman, nyaman, tentram, dan bermanfaat, dan menguntungkan,” ucap ungkap Nuraini.
Menurut dia, janji tersebut termasuk kesempatan kerja bagi warga sekitar. Saat itu, warga diminta untuk menandatangani surat persetujuan pembangunan RDF.
“Mengurangi pengangguran katanya, menyerap pekerja,” tambahnya dengan suara lantang dari barisan depan massa aksi.
Namun, kenyataannya, RDF yang berjanji akan mengurangi 80 persen pengangguran di wilayah tersebut tidak kunjung merealisasikan komitmennya. Hanya segelintir orang yang diterima untuk bekerja di pabrik itu.
Imas, warga Rorotan lainnya menyatakan, hanya orang-orang tertentu yang mendapatkan prioritas dalam kesempatan kerja di RDF Rorotan.
Saat ini, RDF Rorotan sedang menjalani uji coba pengelolaan sampah, namun proses tersebut justru memicu protes dari berbagai kalangan warga.
Uji coba ini menyebabkan bau busuk dan polusi asap hitam yang menyebar ke kawasan perumahan.
Lebih parahnya, terdapat laporan bahwa sekitar 11 anak mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), sementara tiga di antaranya mengalami infeksi mata akibat dampak dari RDF Rorotan.
Gubernur Jakarta, Pramono Anung, telah menemui warga terdampak pada Kamis (20/03/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Pramono menawarkan sejumlah solusi, termasuk menanggung biaya pengobatan bagi warga yang terdampak, serta berjanji untuk mencari cara agar RDF Rorotan tidak lagi menimbulkan bau dan polusi.
Namun, tawaran tersebut tidak memuaskan warga. Mereka tetap memilih untuk melanjutkan aksi unjuk rasa dan menuntut penutupan RDF Rorotan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.