Dalam pelaksanaannya, tidak ada perbedaan status sosial, semua orang bekerja bersama demi kepentingan bersama. Inilah salah satu bentuk solidaritas yang diwariskan turun-temurun oleh nenek moyang mereka. Selain itu, upacara ini juga merupakan bentuk rasa syukur kepada Tuhan dan alam atas hasil bumi yang diperoleh.
Dengan membagi makanan secara merata kepada seluruh anggota masyarakat, mereka menunjukkan nilai keadilan dan kebersamaan yang menjadi dasar kehidupan sosial mereka. Di beberapa suku, upacara ini juga menjadi simbol perdamaian setelah adanya konflik.
Jika dua kelompok yang sebelumnya bertikai berkumpul dalam satu perjamuan Bakar Batu, itu menandakan bahwa mereka telah berdamai dan siap melanjutkan hubungan yang harmonis.
Di era modern, upacara Bakar Batu masih tetap lestari, meskipun mengalami beberapa penyesuaian. Dalam berbagai acara resmi, seperti peringatan hari besar nasional atau festival budaya, tradisi ini sering ditampilkan sebagai bagian dari warisan budaya Papua.
Pemerintah daerah dan komunitas adat juga berupaya melestarikan tradisi ini dengan mengenalkannya kepada generasi muda melalui kegiatan edukasi dan pariwisata budaya.
Selain itu, banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang tertarik untuk menyaksikan langsung prosesi Bakar Batu sebagai pengalaman budaya yang unik. Dengan meningkatnya minat wisata budaya, masyarakat Papua mulai menjadikan Bakar Batu sebagai daya tarik wisata, di mana para pengunjung dapat berpartisipasi dan belajar langsung mengenai filosofi serta teknik pelaksanaannya.
Namun, ada pula tantangan yang dihadapi, terutama dalam hal keberlanjutan lingkungan. Beberapa komunitas mulai mencari alternatif dalam penggunaan kayu bakar agar tidak berdampak negatif terhadap hutan di Papua.
Selain itu, ada juga upaya menggantikan daging babi dengan ayam atau ikan bagi komunitas yang tidak mengonsumsi babi, agar lebih inklusif bagi semua kelompok masyarakat. Lebih dari sekadar tradisi memasak, ritual ini mencerminkan kebersamaan, persaudaraan, dan penghormatan terhadap alam serta leluhur.
Keberadaannya yang masih bertahan hingga kini menunjukkan betapa kuatnya ikatan masyarakat Papua dengan budayanya. Dengan berbagai upaya pelestarian dan adaptasi terhadap zaman modern, Bakar Batu tetap menjadi simbol identitas budaya yang tak tergantikan bagi masyarakat Papua.
Penulis: Belvana Fasya Saad
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/2787506/original/009011500_1556116727-Barapen_di_Papua_Katharina_Janur_Liputan6.com.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)