Liputan6.com, Bandung – Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menerbitkan 9 rekomendasi terkait bencana gerakan tanah atau tanah longsor di Dusun Nyalindung RT. 002, RW. 010, Desa Cimanggung, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat pada Jumat, 21 Februari 2025.
Menurut Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, berdasarkan hasil pemeriksaan di lapangan, kejadian bencana gerakan tanah tersebut memiliki tipe rayapan atau nendatan dan longsoran atau gelinciran.
“Mengingat curah hujan yang masih tinggi dan masih adanya potensi gerakan tanah di daerah tersebut, untuk menghindari terjadinya longsor susulan yang lebih besar dan jatuhnya korban jiwa, maka disarankan masyarakat yang tinggal dan beraktivitas serta pengguna jalan di lokasi bencana agar meningkatkan kewaspadaan terutama pada saat dan setelah terjadi hujan lebat dengan durasi yang cukup lama,” ujar Wafid dalam keterangan tertulisnya, dicuplik Bandung, Sabtu (8/3/2025).
Wafid menyebutkan pula untuk satu bangunan yang rusak dan sekitar delapan bangunan terancam gerakan tanah agar lebh meningkatkan kewaspadaan.
Wafid menyarankan agar warga sementara waktu dipindahkan tempat yang lebih aman, hingga mitigasi struktural selesai dilakukan.
“Rekayasa penanganan keruntuhan pada lereng berupa tembok penahan tanah (TPT) atau dinding penahan tanah (DPT) sepanjang akses jalan dusun disertai dengan sistem drainase yang sesuai dengan pedoman dan aturan yang berlaku,” kata Wafid. Lokasi bencana juga harus melakukan penataan sistem drainase dengan sistem aliran yang kedap, serta mengalihkan aliran menjauhi retakan atau area yang longsoran.
Masyarakat setempat diimbau melakukan pemantauan menerus terhadap perkembangan retakan. Jika terjadi perkembangan yang menerus pada retakan yang telah ada agar segera mengungsi dan melaporkan ke pemerintah daerah setempat.
“Jika retakan terus berkembang dan meluas, maka bangunan terancam sebaiknya direlokasi ke tempat yang lebih aman,” sebut Wafid.
Selain itu agar gerakan tanah tidak meluas, di lokasi kejadian bencana sebaiknya memelihara atau mempertahankan, menanam dan memperbanyak tanaman keras berakar kuat dan dalam secara berjenjang untuk memperkuat lereng.
Masyarakat juga diminta tidak mengembangkan genangan air atau kolam dan pemukiman di atas, pada, dan di bawah lereng pada lereng yang miring.
“Meningkatkan sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih mengenal dan memahami gerakan tanah dan gejala-gejala yang mengawalinya sebagai upaya mitigasi bencana gerakan tanah,” tutur Wafid.
Wafid menambahkan masyarakat setempat diimbau untuk selalu mengikuti arahan dari pemerintah daerah setempat dalam penanganan bencana gerakan tanah.
Bikin Tersingung, Bupati Banyumas Minta Maaf Soal Anjuran agar ASN WFH karena Ada Varian India di Cilacap
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5154772/original/002568700_1741416123-6589d0b9-7f2b-4bc8-a5e6-89b477fbc7a4.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)