Mahasiswa Nunukan Mengeluh Sulit Dapat Kerja, Disnaker: Perusahaan Pertimbangkan "Skill" Regional 1 Maret 2025

Mahasiswa Nunukan Mengeluh Sulit Dapat Kerja, Disnaker: Perusahaan Pertimbangkan "Skill"
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Maret 2025

Mahasiswa Nunukan Mengeluh Sulit Dapat Kerja, Disnaker: Perusahaan Pertimbangkan “Skill”
Tim Redaksi
NUNUKAN, KOMPAS.com
– Sulitnya mendapatkan pekerjaan di wilayah perbatasan RI-Malaysia,
Nunukan
, Kalimantan Utara, menjadi sorotan para mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Peduli Nunukan.
Mereka menuntut agar Pemerintah Daerah Nunukan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan di daerah untuk mengutamakan tenaga kerja lokal, terutama alumni kampus Nunukan.
“Beberapa kawan kami masukkan lamaran kerja ke perusahaan tapi tidak menjadi pertimbangan. Kami yang lulusan kampus Nunukan saja sulit bekerja di daerah, bagaimana masyarakat yang pendidikannya tidak tinggi?” ujar Firman, Koordinator Aliansi Peduli Nunukan, dalam rapat bersama DPRD Nunukan dan Disnaker, Kamis (27/2/2025).
Aliansi ini meminta Pemda segera membuat MOU atau Perda yang mengatur tentang prioritas tenaga kerja lokal, agar pemuda Nunukan memiliki kesempatan bekerja di daerahnya sendiri.
Disnaker Klaim Sudah Punya Perda dan Job Fair Tahunan
Menanggapi tuntutan mahasiswa, Kepala Disnaker Nunukan, Masniadi, menyatakan bahwa Pemda Nunukan sudah memiliki Perda yang mengakomodasi tenaga kerja lokal, yaitu Perda Nunukan Nomor 3 Tahun 2022 tentang Perlindungan Tenaga Kerja Lokal.
“Kami menjaring tenaga kerja lokal melalui job fair yang selalu kami buka setiap tahun. Tahun 2025 juga akan segera kita buka,” jelasnya.
Namun, ia mengakui bahwa job fair selama ini hanya bisa dilakukan di Kota Nunukan, belum bisa menjangkau wilayah pedalaman.
“Kami merekomendasikan warga lokal, tapi keputusan akhir tetap ada di perusahaan. Mereka mempertimbangkan skill dan kompetensi, khususnya untuk industri pertambangan dan perkebunan,” tambahnya.
Saat ini, terdapat 138 perusahaan perkebunan, tambang, dan industri perkayuan yang membuka
lowongan kerja
dalam job fair Disnaker Nunukan.
Bahkan, untuk lulusan SMK, Disnaker memiliki program Bursa Kerja Khusus (BKK) yang memungkinkan mereka mendapatkan pekerjaan lebih cepat.
Kesempatan Kerja di Luar Daerah dan Proyek Raksasa Kaltara

Selain peluang kerja di Nunukan, Disnaker juga menjalin kerja sama dengan perusahaan di luar daerah, seperti PT Phoenix di Tarakan dan beberapa perusahaan di Malaysia.
“Bagi yang ingin bekerja di luar negeri, kami juga membuka peluang. Silakan datang ke kantor, kita diskusi lebih jauh, seperti apa maunya, kita akan bantu,” kata Masniadi.
Namun, ia juga menekankan agar anak-anak Nunukan tidak takut merantau ke daerah lain untuk mencari pengalaman dan memperluas wawasan.
Sementara itu, Anggota DPRD Nunukan, Sadam Husein, meminta Disnaker lebih aktif dalam menciptakan dan menjamin lapangan kerja bagi pemuda Nunukan.
Ia menyoroti adanya Proyek Kawasan Industri Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI) di Tanah Kuning-Mangkupadi, Kabupaten Bulungan, yang bisa menjadi peluang besar bagi tenaga kerja lokal.
“Kami DPRD berharap Disnaker Nunukan mencari formula agar anak-anak Kaltara bisa masuk di proyek tersebut. Kita semua berjuang agar 70 persen tenaga kerja di sana diisi tenaga lokal,” tegasnya.
Saat ini, pemerintah tengah membangun kawasan industri raksasa di Tanah Kuning-Mangkupadi, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan, Kaltara.
Proyek ini mencakup dua kawasan industri besar:
Kawasan industri ini akan memiliki berbagai fasilitas seperti pelabuhan kargo, terminal khusus aluminium, dan terminal petrokimia, serta dikelola oleh tiga perusahaan utama, yakni PT KIPI, PT Indonesia Strategis Industri (ISI), dan PT Kayan Patria Propertindo (KPP).
 
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.