Mengenal Sidang Adat Tenggeyamo di Gorontalo, untuk Tetapkan 1 Ramadan

Mengenal Sidang Adat Tenggeyamo di Gorontalo, untuk Tetapkan 1 Ramadan

Sidang adat Tenggeyamo dihadiri oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Gorontalo, jajaran pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta para tokoh agama. Setelah pengumuman hasil rapat isbat, seluruh hadirin melaksanakan salat Tarawih berjamaah di Rumah Jabatan Gubernur Gorontalo.

Tenggeyamo merupakan tradisi khas Gorontalo yang dilakukan dengan tata cara khusus dan penuh makna. Para tokoh agama dan ahli falak berkumpul di tempat yang telah ditentukan, biasanya di rumah dinas kepala daerah seperti gubernur, bupati, atau wali kota. Prosesi ini diawali dengan doa bersama setelah salat Magrib, sebelum memasuki sesi pembahasan dan penetapan awal Ramadan.

Tradisi Tenggeyamo memiliki makna mendalam bagi masyarakat Gorontalo. Selain sebagai sarana penetapan awal puasa, tradisi ini juga menjadi momen refleksi spiritual.

“Tenggeyamo bukan hanya sekadar menentukan awal Ramadan, tetapi juga kesempatan bagi kita untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Allah SWT,” ujar Abdul Muthalib, salah satu tokoh agama di Gorontalo.

Selain aspek religius, Tenggeyamo juga mencerminkan kearifan lokal dalam memanfaatkan ilmu astronomi. Masyarakat Gorontalo menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pergerakan bintang dan bulan bukan hanya ranah ilmuwan, tetapi juga bagian dari kehidupan spiritual mereka.

Dengan pelestarian tradisi ini, diharapkan generasi mendatang tetap menghormati dan menjaga kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun.