Sumatera Selatan, Beritasatu.com – Tengku Afif, seorang petani kopi dari Semende Darat Ulu, Sumatera Selatan, kini merasakan perubahan besar dalam hidupnya. Berkat program Peningkatan Mata Pencaharian: Pelatihan Kopi Adaptif Iklim yang diinisiasi oleh Supreme Energy Rantau Dedap (SERD), kopi hasil panennya kini menembus pasar nasional dengan kualitas yang lebih baik dan harga jual yang lebih kompetitif.
Selama bertahun-tahun, petani kopi di wilayah tersebut menghadapi tantangan berupa rendahnya kualitas biji kopi dan harga jual yang tidak menguntungkan. Namun, melalui pelatihan intensif yang diberikan SERD, para petani dibekali keterampilan dalam budidaya kopi yang lebih baik, teknik pemasaran, hingga pengemasan produk yang sesuai dengan standar pasar.
“Awalnya saya hanya bisa menjual kopi dengan harga seadanya. Tapi setelah mengikuti program ini, saya belajar cara meningkatkan kualitas panen dan menjualnya ke pasar yang lebih luas,” ujar Tengku Afif.
Dukungan Infrastruktur dan Adaptasi Perubahan Iklim
Tak hanya pelatihan, SERD juga membangun kubah rumah kaca untuk mendukung proses pengeringan kopi serta menyediakan fasilitas penyimpanan yang layak. Langkah ini membantu petani mempertahankan kualitas dan kuantitas produksi mereka tanpa terganggu oleh kondisi cuaca.
Selain itu, SERD juga mengadakan lokakarya khusus mengenai perubahan iklim, yang bertujuan untuk meningkatkan ketahanan petani dalam menghadapi tantangan cuaca yang semakin tidak menentu.
“Kami ingin memastikan bahwa para petani tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan agar kopi mereka tetap berkualitas,” kata perwakilan SERD.
Kolaborasi untuk Penguatan Ekonomi Petani
Dalam upaya memperkuat rantai pasok kopi, SERD bermitra dengan Yayasan Anwar Muhammad Foundation (AMF) untuk membentuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE). KUBE membantu para petani mendapatkan akses pasar yang lebih luas, menetapkan harga yang lebih adil, serta meningkatkan daya saing kopi Sumatera Selatan di tingkat nasional.
Hingga kini, program ini telah membantu lebih dari 50 petani kopi di wilayah Rantau Dedap, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Lahat, dan Kota Pagar Alam.
