Mahasiswa hingga ibu-ibu ikut ramaikan aksi unjuk rasa di Patung Kuda

Mahasiswa hingga ibu-ibu ikut ramaikan aksi unjuk rasa di Patung Kuda

Jakarta (ANTARA) – Kelompok mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, relawan, masyarakat sipil hingga kaum ibu-ibu tampak ikut meramaikan aksi unjuk rasa bertajuk Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis sore.

Sejak pukul 15.00 WIB, rombongan mahasiswa terus menerus datang memenuhi kawasan Patung Kuda. Massa aksi berasal dari berbagai kalangan, yang didominasi oleh mahasiswa dari berbagai daerah di antaranya UNJ, UI, IPB, Universitas Bung Hatta, STEI SEBI dan Politeknik Negeri Media Kreatif dan Pers Mahasiswa.

Peserta aksi beramai-ramai mengangkat spanduk berbunyi ” Tolak Efisiensi Anggaran Pendidikan, #IndonesiaGelap”, “Negara Hemat Rakyat Tamat” dan bendera-bendera dengan logo himpunan dan kampus masing-masing.

Tidak hanya mahasiswa, kelompok relawan yang tergabung dalam Aliansi Rakyat Penggugat yang didirikan oleh perempuan paruh baya juga turut hadir dalam aksi ini.

Ada pula organisasi simpatisan Anies Baswedan, HumAnies Project yang berbasis di X, hadir membawa kurang lebih 100 dus air mineral dan 300 porsi makanan. Bantuan konsumsi ini datang dari hasil donasi dari warganet di sosial media dan diletakkan di sudut jalanan untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Tak hanya bantuan logistik, HumAnies juga membahu menyediakan fasilitas seperti tenaga medis, ambulans dan bantuan biaya pengobatan apabila terjadi gesekan fisik.

Selain itu, ada pula masyarakat yang tidak tergabung dalam aliansi dan organisasi turut serta dalam kegiatan aksi unjuk rasa tersebut. Beberapa relawan ibu-ibu bahkan datang membawa serta konsumsi gratis untuk dibagikan kepada peserta aksi.

Mahasiswa dari berbagai kampus melakukan aksi unjuk rasa Indonesia Gelap di kawasan Patung Kuda, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2025) sore. ANTARA/Yamsyina Hawnan

Salah satu orator yang tengah berorasi menyampaikan bahwa aksi kali ini melibatkan sekitar 1.500 mahasiswa dari berbagai kampus dan wilayah.

Aksi ini kembali dilaksanakan karena ketidakpuasan masyarakat dari hasil aksi pada Senin (17/2) karena tidak ada perwakilan dari pemerintah yang turun menemui mahasiswa.

Para mahasiswa merasa suara mereka tidak terdengar sehingga mencetuskan aksi lanjutan.

“Apabila tuntutan-tuntutan kami tidak didengar, apabila pemerintah tidak berani menemui kami, maka kami tidak akan bergeser sampai menang!” ujar salah satu orator.

Mahasiswa kembali menyuarakan kritik dan tuntutan terhadap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. Mereka meminta agar kebijakan efisiensi anggaran dikaji ulang bahkan dihentikan sama sekali.

Hingga Kamis petang, masyarakat dan mahasiswa masih menunggu adanya respon dari pemerintah sambil berulang kali menyampaikan orasi.

“Kita lihat petani, nelayan, masyarakat, dosen dan mahasiswa, yang terdampak kebijakan ambisius yang mengorbankan program-program lain demi efisiensi. Kita tidak akan mundur, sampai kita menang!!” teriak salah seorang orator dari mobil komando.

Para peserta aksi juga telah mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan tindakan pemukulan mundur secara paksa. Mereka menegaskan akan tetap melanjutkan orasi hingga tuntutan mereka didengar oleh pemerintah.

Pewarta: Ade irma Junida/Yamsyina Hawnan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2025