Jakarta, Beritasatu.com – Kreatinin adalah produk limbah yang dihasilkan dari metabolisme protein dalam makanan serta pemecahan jaringan otot dalam tubuh. Zat ini diproduksi secara terus-menerus dan biasanya disaring oleh ginjal untuk dikeluarkan melalui urine.
Dikutip dari Medicine Net, Kamis (27/2/2025), dalam kondisi normal, ginjal yang sehat mampu menyaring kreatinin dengan efisien. Namun, jika terjadi gangguan fungsi ginjal, kadar kreatinin dalam darah dapat meningkat, sehingga sering digunakan sebagai indikator kesehatan ginjal.
Kadar kreatinin dalam darah bervariasi tergantung pada massa otot seseorang. Umumnya, pria memiliki kadar kreatinin lebih tinggi sekitar 0,74–1,35 mg/dL, dibandingkan wanita yang hanya 0,59–1,04 mg/dL.
Karena kreatinin masuk ke aliran darah dan harus disaring secara konsisten, jumlahnya dalam darah seharusnya tetap stabil. Peningkatan kadar kreatinin bisa menjadi tanda gangguan fungsi ginjal.
Tes Kreatinin untuk Menilai Fungsi Ginjal
Ada dua metode utama untuk mengukur kadar kreatinin dalam tubuh seperti berikut ini.
1. Laju filtrasi glomerulus (GFR)
GFR digunakan untuk menilai seberapa cepat ginjal menyaring darah. Pengukuran kreatinin serum dapat membantu memperkirakan GFR, tetapi karena kadar kreatinin bervariasi antar individu, GFR memberikan gambaran yang lebih akurat mengenai fungsi ginjal.
2. Klirens kreatinin
Tes ini mengukur seberapa baik ginjal menyaring kreatinin dari darah dan mengeluarkannya melalui urine. Pemeriksaan dilakukan dengan mengumpulkan urine selama 24 jam serta sampel darah pada periode yang sama. Selain kreatinin, kadar nitrogen urea darah (BUN) juga menjadi indikator penting fungsi ginjal. Jika ginjal tidak bekerja dengan baik, kadar BUN dalam darah juga dapat meningkat.
Penyebab Kadar Kreatinin Tinggi
Jika ginjal tidak mampu menyaring kreatinin dengan baik, kadar kreatinin dalam darah dapat meningkat. Berikut ini beberapa penyebab utama peningkatan kadar kreatinin.
Gangguan ginjal (kerusakan ginjal, gagal ginjal, infeksi ginjal, berkurangnya aliran darah ke ginjal).Penyumbatan saluran kemih.Dehidrasi.Kerusakan otot (misalnya akibat rhabdomyolysis).Komplikasi kehamilan (eklampsia atau preeklampsia).Kadar kreatinin tinggi yang terdeteksi melalui tes darah harus segera diperiksa lebih lanjut. Jika mencapai 5,0 mg/dL atau lebih, hal ini bisa menjadi tanda gagal ginjal yang serius.Penyebab Kadar Kreatinin Rendah
Kadar kreatinin yang rendah umumnya tidak berbahaya, tetapi bisa disebabkan oleh malnutrisi dan massa otot rendah (terutama pada lansia dan bayi).
Cara Menurunkan Kadar Kreatinin
Meskipun tidak ada obat khusus untuk menurunkan kreatinin secara langsung, beberapa langkah berikut ini dapat membantu mengelola kadar kreatinin yang tinggi.
– Menjaga hidrasi yang cukup
Minum air yang cukup dapat membantu ginjal mengeluarkan kreatinin melalui urine. Namun, jika memiliki penyakit ginjal, konsultasikan dengan dokter untuk menentukan jumlah cairan yang tepat.
– Mengatur pola makan
Mengonsumsi makanan sehat dengan asupan protein yang seimbang dapat mengurangi beban pada ginjal. Selain itu, membatasi natrium, fosfor, dan kalium juga dapat membantu, terutama bagi penderita penyakit ginjal atau tekanan darah tinggi.
– Berolahraga dengan intensitas sesuai
Olahraga terlalu berat dapat meningkatkan produksi kreatinin. Pilih aktivitas ringan hingga sedang, seperti berjalan kaki atau yoga, untuk menjaga kesehatan ginjal tanpa meningkatkan kadar kreatinin.
Kreatinin merupakan indikator penting dalam menilai kesehatan ginjal. Jika kadar kreatinin dalam darah meningkat, hal ini bisa menandakan adanya gangguan pada ginjal. Oleh karena itu, menjaga pola hidup sehat dan melakukan pemeriksaan rutin sangat dianjurkan untuk memastikan ginjal tetap berfungsi dengan baik.
