DOB Krayan Menggugat: Seharusnya Republik ini Malu karena Tak Bisa Beri Makan Warganya Regional 23 Februari 2025

DOB Krayan Menggugat: Seharusnya Republik ini Malu karena Tak Bisa Beri Makan Warganya
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        23 Februari 2025

DOB Krayan Menggugat: Seharusnya Republik ini Malu karena Tak Bisa Beri Makan Warganya
Tim Redaksi
NUNUKAN, KOMPAS.com
– Presidium untuk Daerah Otonomi Baru (DOB)
Krayan
, Nunukan,
Kalimantan Utara
, melakukan aksi di Gedung DPR dan MPR di Jakarta pada Jumat (21/2/2025) untuk meminta pencabutan
moratorium
DOB.
Juru bicara Presidium
DOB Krayan
, Gat Khaleb, menegaskan bahwa hampir 80 tahun setelah kemerdekaan, kondisi dataran tinggi Krayan masih memprihatinkan, seolah-olah masih berada di zaman penjajahan Belanda.
“Perhatikanlah kondisi warga Krayan. Mereka tinggal dengan keterisoliran wilayah. Sudah hampir 80 tahun Indonesia merdeka, Krayan masih belum merasakan pembangunan, meski selama ini digaungkan program membangun dari pinggiran,” ujarnya saat dihubungi pada Minggu (23/2/2025).
Gat menambahkan bahwa sampai saat ini, warga Krayan masih bergantung pada produk dari Malaysia untuk kebutuhan sehari-hari.
“Seharusnya Republik ini malu karena tidak bisa memberi makan warganya. Inilah kondisi Krayan, sehingga dengan DOB, kita berharap setidaknya ada perubahan dan perhatian bagi Krayan,” lanjutnya.
Kondisi infrastruktur di Krayan juga sangat memprihatinkan.
Gat menjelaskan bahwa jalanan di wilayah tersebut sering berubah menjadi lumpur saat hujan, menyulitkan akses ke kecamatan lain.
“Warga yang biasanya hanya butuh dua jam untuk menuju kecamatan lain, kini harus tidur di hutan, karena mobil tertanam lumpur. Harga barang-barang naik, stok sembako menipis, yang menjadi ancaman krisis pangan di 5 Kecamatan Krayan,” katanya.
Dalam aksi tersebut, presidium juga membentangkan spanduk bertuliskan ‘DOB Krayan atau pindah Malaysia’.

Gat menegaskan bahwa narasi pindah ke Malaysia sebagai alternatif yang lebih sejahtera telah menjadi keyakinan di kalangan masyarakat Krayan.
“Kesabaran warga Krayan dengan keadaan mereka, tentu ada batasnya. Hanya saja, jiwa nasionalisme mereka tetap terjaga, karena mereka tetap memiliki kecintaan kuat kepada tanah airnya,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa narasi pindah Malaysia adalah bentuk kepasrahan dan jalan terakhir ketika negara tidak menunjukkan kehadiran mereka bagi warga perbatasan RI di Krayan.
“Jadi jangan pernah bicara masalah nasionalisme atau jiwa merah putih dengan warga Krayan, karena jiwa patriot mereka cukup teruji di waktu sekian lama,” tegasnya.
Gat Khaleb menutup dengan pernyataan bahwa sudah hampir 80 tahun Indonesia merdeka, Krayan masih terisolir dan belum sepenuhnya menikmati arti kemerdekaan yang sesungguhnya.
“Adapun mengapa kami minta DOB, silakan pejabat negara datang sendiri ke Krayan, rasakan bagaimana sulitnya menembus akses di sana. Kalau sudah merasakan, silakan berkomentar. Bandingkan dengan kami yang mengalami itu hampir 80 tahun usia kemerdekaan RI,” tutupnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.