Jakarta, Beritasatu.com – Kehadiran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) dinilai dapat memberikan efek domino yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Danantara menjadi salah satu pilar utama dalam mewujudkan visi Presiden Prabowo untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar delapan persen per tahun,” ujar Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sulawesi Utara, Ivanry Matudi, Sabtu (22/2/2025) dikutip dari Antara.
Menurutnya, pengelolaan kekayaan bangsa harus dilakukan dengan pengawasan ketat guna memastikan pemanfaatan optimal dari seluruh sumber daya yang tersedia.
Ivanry juga menggarisbawahi pesan Presiden Prabowo bahwa kekayaan alam Indonesia harus memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat.
“Kami mendukung penuh peluncuran Danantara ini sebagai momen penting yang menjadi titik awal untuk meraih target pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan visi Indonesia Emas,” jelas Ivanry.
Sementara itu UBS Global Research menilai kehadiran Danantara memiliki potensi besar untuk meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia sekaligus menarik lebih banyak investasi global.
Dalam laporan terbarunya bulan ini mengenai Danantara, perusahaan perbankan investasi dan jasa keuangan yang berbasis di Zurich, Swiss, menyoroti tujuan utama dari inisiatif ini, yaitu memperkuat pengelolaan aset milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Indonesia.
“Langkah ini kami pandang sebagai upaya membangun struktur serupa dengan Temasek, perusahaan induk milik negara di Singapura. Salah satu keuntungan utamanya adalah memberikan peluang bagi perusahaan dan investor asing untuk bermitra dengan Danantara dalam berbagai proyek strategis, sehingga dapat mendorong masuknya lebih banyak investasi asing dan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional,” tulis UBS dalam laporan berjudul “Danantara Concerns Appear Overdone”.
Presiden Prabowo Subianto rencananya akan meluncurkan Danantara pada Senin (24/2/2025) mendatang.
