Merangkum Semua Peristiwa
Indeks

Perjalanan Cinta Fanny Kondoh dan Hajime Kondoh: Dari Kasir hingga Menjadi Istri CEO Marugame Udon

Perjalanan Cinta Fanny Kondoh dan Hajime Kondoh: Dari Kasir hingga Menjadi Istri CEO Marugame Udon

Perjalanan Cinta Fanny Kondoh dan Hajime Kondoh: Dari Kasir hingga Menjadi Istri CEO Marugame Udon

TRIBUNJATENG.COM – Selebgram Fanny Kondoh membagikan kisah awal pertemuannya dengan mendiang suaminya, Hajime Kondoh, yang terjadi pada tahun 2015 di Semarang. 

Saat itu, Hajime yang masih menjabat sebagai General Manager (GM) tengah melakukan kunjungan ke restoran Marugame Udon yang baru dibuka. 

Sementara itu, Fanny bekerja sebagai kasir dan tak menyangka akan berkenalan dengan sosok yang kelak menjadi suaminya.

“Waktu itu masih GM (Hajime), tapi dia visit di sana (Semarang),” ungkap Fanny dikutip dari YouTube Curhat Bang Denny Sumargo. 

“Waktu itu aku masih ngasir (jadi kasir). Aku di kasir, dia datang. Pada saat itu sebagai karyawan biasa sulit ketemu Kondoh san, rare banget ketemu big bos,” imbuhnya. 

Momen spesial itu terjadi ketika manajernya memperkenalkan Fanny kepada Hajime Kondoh. 

Sejak berjabat tangan pertama kali, Fanny sudah memiliki firasat bahwa pria asal Jepang itu akan menjadi pendamping hidupnya. 

Ketertarikannya semakin bertambah saat melihat Hajime tak segan turun tangan membantu membersihkan meja restoran, menunjukkan sosok pemimpin yang rendah hati.

“Aku dikenalin manajer aku kan, pas first time shaking hand, aku udah mbatin ‘he’s gonna be my husband,'” ujar Fanny. “Aku enggak tahu kenapa, but he’s gonna be my husband,” lanjut Fanny. 

KOLASE FANNY DAN SUAMI – Selebgram Fanny Kondoh membagikan kisah awal pertemuannya dengan mendiang suaminya, Hajime Kondoh, yang terjadi pada tahun 2015 di Semarang. Saat itu, Hajime yang masih menjabat sebagai General Manager (GM) tengah melakukan kunjungan ke restoran Marugame

Rasa kagum pada sosok Hajime saat itu semakin dirasakan oleh Fanny setelah melihat Hajime tak ragu turun tangan membantu membersihkan meja. 

“Waktu istirahat kita udah main mata. Tapi yang aku lihat dari dia, dia itu tipe atasan yang mau turun lapangan,” kenang Fanny. 

Komunikasi antara keduanya pun mulai terjalin setelah Hajime memberikan kartu namanya. 

“Waktu pulang, keluarin kartu nama ‘this is my name card, you need anything call me,'” ucap Fanny diiringi tawa mengingat perkenalan pertamanya dengan suami di Semarang. 

Namun, butuh waktu seminggu bagi Fanny untuk menghubunginya karena khawatir dianggap memiliki maksud tertentu. 

Ketika akhirnya mengirim pesan, Fanny terkejut karena Hajime ternyata sudah menunggu pesannya. 

Dari sana, mereka mulai rutin bertukar pesan dan berbagi kegiatan sehari-hari.

Meski sempat mengalami hubungan jarak jauh, keseriusan Hajime terhadap Fanny tak main-main.

Pada Desember tahun itu, ia menyatakan keinginannya untuk bertemu langsung dengan keluarga Fanny di Jawa Timur. 

Dalam pertemuan tersebut, Hajime melamar Fanny dan memberikan cincin sebagai tanda keseriusannya. 

“Desember dia tiba-tiba Line aku bilang ‘Fanny i want to go Semarang’ oh iya pak nanti aku bilangin manager buat kedatangan bapak, ‘no no i want to go Semarang i want to make sure my feeling ke kamu’ katanya, ceritanya LDR,” ujar Fanny.

“Dia ke Probolinggo rumahku, aku dibeliin cincin pengikat,” sambungnya.

Namun, perjalanan mereka tak selalu mudah karena adanya perbedaan usia 25 tahun serta keyakinan.

Setelah melalui berbagai pertimbangan spiritual, Hajime akhirnya memutuskan untuk menjadi mualaf pada tahun 2017, menjelang akad pernikahan mereka. 

Keputusan ini diambil setelah ia mengalami pengalaman mendalam yang memperkuat keyakinannya untuk memeluk Islam. 

Pernikahan mereka pun berlangsung dalam suasana penuh kebahagiaan.

Sayangnya, kebersamaan mereka harus diuji ketika Hajime Kondoh didiagnosis menderita kanker kandung kemih. 

Meskipun telah menjalani pengobatan, dokter memvonis bahwa usianya tak akan lama lagi. 

Pada 15 Oktober 2024, Hajime Kondoh menghembuskan napas terakhirnya, hanya seminggu setelah Fanny menjalani prosedur embrio transfer sebagai wujud impian sang suami untuk memiliki keturunan.

Perjalanan cinta Fanny dan Hajime Kondoh menjadi kisah inspiratif tentang keteguhan hati, keyakinan, dan cinta sejati yang melampaui batas usia serta perbedaan budaya.

Sosok Hajime Kondoh 

Melansir Tribunnews.com, Hajime Kondoh sebelumnya merupakan CEO PT Sriboga Marugame Indonesia.

Bahkan ia pernah bekerja di berbagai negara seperti China, Korea, Vietnam, Australia, dan Amerika Serikat, namun memilih Indonesia sebagai tempat tinggal. 
Meskipun memiliki perbedaan usia 25 tahun, hubungan pernikahan Hajime dan Fanny tetap langgeng.

Fanny, yang sebelumnya bekerja sebagai kasir di restoran Jepang tempat mereka bertemu, mengundurkan diri dari pekerjaannya setelah menikah. 

Pasangan ini mengikat janji suci pada 2017, sebelum akhirnya Hajime meninggal setelah bertahun-tahun berjuang melawan penyakitnya.

Papa Udon dinyatakan meninggal dunia pada 15 Oktober 2024 sekira pukul 23.33 WIB.

Pria asal Jepang itu mengembuskan napas terakhirnya saat menjalani perawatan di Tzu Chi Hospital, Jakarta Utara, pada 15 Oktober 2024, sekira pukul 23.33 WIB.

 

 

 

 

Merangkum Semua Peristiwa