Liputan6.com, Jakarta – Indonesia sedang mengalami transformasi digital di berbagai sektor, didorong oleh pertumbuhan pesat pengguna internet.
Menurut survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), jumlah pengguna internet di Indonesia pada tahun 2024 mencapai 221,56 juta orang, setara dengan 79,5% dari total populasi.
Peningkatan pengguna internet ini memicu kebutuhan data yang semakin besar, terutama bagi pelaku bisnis digital. Mereka membutuhkan perangkat penyimpanan data yang mumpuni, seperti data center (pusat data). Lokasi pusat data menjadi faktor krusial bagi perusahaan.
Layanan pusat data yang berlokasi di dalam negeri memberikan keuntungan signifikan bagi perusahaan yang beroperasi di Indonesia, terutama dalam mengurangi latensi. Hal ini diungkapkan oleh Luca Cada Cora, CEO sebuah startup kecerdasan buatan (AI).
“Solusi AI dengan pusat data di dalam negeri sangat penting mengingat sebagian besar penyedia AI adalah perusahaan tertutup,” kata Luca melalui keterangannya, Rabu (19/2/2025).
Ia menambahkan, data yang diinput berpotensi digunakan untuk pelatihan AI mereka, baik dengan atau tanpa persetujuan pengguna.
“Dengan adanya data center di dalam negeri, customer B2B akan lebih percaya diri karena data dan privasi lebih terjaga, terutama untuk industri besar seperti perbankan, oil and gas, dan firma hukum,” Luca menjelaskan.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4646708/original/079213800_1699871469-mohamed-nohassi-tdu54W07_gw-unsplash.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)