Harga Tanah Melonjak, Pemprov Jakarta Sulit Bangun Rusunawa Baru
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta mengaku kesulitan membangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa) bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Salah satu faktor utama yang menghambat pembangunan adalah melonjaknya harga tanah di Jakarta yang semakin tidak terjangkau.
“Ketersediaan lahan yang terbatas dan membuat harga tanah maupun rumah di Jakarta menjadi sangat mahal. Akhirnya muncul ketimpangan ketersediaan hunian layak,” ujar Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) Jakarta, Kelik Indriyanto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (14/2/2025).
Saat ini, kebutuhan rumah layak di Jakarta mencapai sekitar 1,8 juta unit. Tetapi, jumlah rusunawa yang tersedia baru 32.978 unit sejak 1993.
Artinya, setiap tahun Pemprov hanya mampu membangun sekitar 1.030 unit, yang dinilai jauh dari cukup.
Selain harga tanah yang tinggi, anggaran pembangunan rusunawa juga terbebani oleh biaya pengelolaan pascapembangunan yang terus meningkat.
Kelik menjelaskan, Pemprov harus membagi anggaran untuk berbagai program prioritas lainnya, sehingga pembangunan rusunawa baru tidak bisa berjalan cepat.
“Pengelolaan pascapembangunan terus bertambah besar, sehingga mengambil porsi anggaran APBD,” kata dia.
Sebagai alternatif, Pemprov tengah mengkaji kebijakan pembatasan masa tinggal bagi penghuni rusunawa yang sudah lama menetap.
Langkah ini diharapkan bisa memberikan kesempatan bagi warga lain yang masih mengantre untuk mendapatkan hunian bersubsidi.
Namun, peraturan tersebut masih dalam pembahasan yang baru akan selesai pada pertengahan tahun anggaran 2025.
“Dengan adanya pembatasan masa tinggal, diharapkan para penghuni yang tinggal di rusunawa lebih termotivasi untuk berkarir dalam perumahan, sehingga mampu naik kelas dengan memiliki unit hunian sendiri,” ungkap Kelik.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Harga Tanah Melonjak, Pemprov Jakarta Sulit Bangun Rusunawa Baru Megapolitan 14 Februari 2025
/data/photo/2024/12/06/6752979463156.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)