Berawal dari Surat Cinta di SD, Retno Setia Rayakan Valentine di Makam Suami Megapolitan 14 Februari 2025

Berawal dari Surat Cinta di SD, Retno Setia Rayakan Valentine di Makam Suami
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        14 Februari 2025

Berawal dari Surat Cinta di SD, Retno Setia Rayakan Valentine di Makam Suami
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Retno (54) berbagi kisah cinta yang tak akan pernah terlupakan bersama mendiang suaminya, Rahmat.
Kenangan indah
ini dimulai sejak mereka masih kecil, tepatnya ketika Retno masih duduk di bangku kelas 6 SD.
“Saya kenal sama suami sejak kecil, kelas 6 SD,” ungkap Retno saat ditemui di
Pasar Bunga Cikini
pada Jumat (14/2/2025).
Sejak awal, Rahmat menunjukkan ketertarikan yang mendalam terhadap Retno, meski mereka bersekolah di kelas yang berbeda.
“Kami beda (ruang) kelas, tapi di gedung yang sama. Jadi, (saya) suka dikasih surat,” jelas Retno.
Surat cinta yang dikirimkan Rahmat menjadi jembatan komunikasi antara mereka. Namun, di hati Retno tersimpan rasa bingung saat itu.
“Saya bingung, kan saya merasa enggak cakep, tapi kok dia milih saya, ya?” ujarnya dengan senyuman.
Ketika memasuki masa SMP, mereka berpisah sekolah. Namun ternyata Rahmat tetap setia menunggu di depan sekolah Retno.
“Suami selalu nunggu di depan SMP saya sampai saya datang. Setelah ketemu, suami saya itu baru berangkat ke sekolahnya,” kenangnya.
Keterikatan mereka semakin kuat meskipun ada jarak yang memisahkan. Tantangan datang ketika Rahmat harus pindah dari Jakarta setelah lulus SMA.
“Setelah terakhir ketemu pada 1989 saat akhir SMA, kami ketemu lagi pada 1992,” kata Retno.
Pertemuan itu membawa mereka pada kesepakatan untuk bersatu. Retno dan Rahmat menyamakan pandangan yang semula berbeda.
“Baru pada 1993, kami menikah,” ucap Retno.
Kini, meski Rahmat telah tiada, Retno masih setia menjaga cinta mereka.
“Suami sudah meninggal empat tahun lalu karena sakit, tapi saya masih setia,” ungkapnya penuh haru.
Kesetiaan itu ditunjukkan Retno dengan merayakan hari Valentine di makam suaminya.
“Perayaan tahunan dengan membawa
mawar merah
bunga tabur,” jelasnya.
Retno memilih mawar merah sebagai simbol cinta yang tak pernah padam.
“Merah karena cintaku selalu menyala,” ucapnya.
Setiap tahun, bunga mawar merah menjadi persembahan yang penuh makna bagi mendiang suaminya.
Di sisi lain, Toni (41), seorang penjual bunga di Pasar Bunga Cikini, mengonfirmasi popularitas bunga mawar merah saat
perayaan Valentine
.
“Bunga ini identik sama Valentine dan bentuk cinta ke pasangan,” jelasnya.
Bunga mawar merah, bagi banyak orang, menjadi lambang dari perasaan cinta yang abadi, sebuah kesamaan yang sejalan dengan kisah cinta Retno dan Rahmat.
 
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.