Hidup Kekurangan, Korban Penggusuran Lahan di Pulogadung Bingung Cari Tempat Tinggal
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Watini (56), salah satu korban penggusuran lahan Perumnas di Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, kebingungan harus pindah ke mana.
Watini mengaku sudah tinggal di lahan tersebut selama 13 tahun. Ia kini harus mencari tempat tinggal baru padahal suaminya tengah sakit.
“Bapaknya (suami Watini) sakit-sakitan terus,” kata Watini saat ditemui
Kompas.com
, Rabu (12/2/2025).
Watini mengaku tak punya cukup uang untuk mengontrak rumah. Bahkan, saking kekurangannya, Watini menitipkan anaknya yang berusia 15 tahun di panti asuhan.
“Ini anak saya titipin di Panti Duren Sawit. Saya dagang es kopyor, saya dorong gerobak tiap hari,” tutur Watini.
Watini memahami bahwa lahan yang semula ia tempati adalah milik Perumnas. Namun, dia berharap pemerintah memberikan solusi tempat tinggal bagi warga terdampak.
“Ini tanah pemerintah. Katanya pemerintah mau memperhatikan yang rendah, kenapa yang rendah diperlakukan kayak gini,” ujar dia.
Sementara, Mamat (54), korban lainnya mengungkap, warga yang kena gusur akan direlokasi ke Rumah Susun (Rusun) Seruni Pulogebang. Katanya, ada sekitar 50 KK yang akan dipindahkan ke rusun tersebut.
“Asal dipindahkan dengan layak kita siap saja. Nanti pindah ke Rusun Seruni, semuanya pindah ke sana,” ungkap Mamat.
Mamat menjelaskan, dirinya dan warga terdampak lain sudah didata oleh pihak Perumnas dan Pengadilan Negeri Jakarta Timur.
Warga terdampak dijanjikan tinggal secara cuma-cuma selama tiga bulan di Rusun Seruni.
Sebelumnya, Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Timur menggusur sejumlah bangunan yang berdiri di lahan milik Perumnas di Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, Rabu (12/2/2025). Proses penggusuran ini diwarnai tangisan dari warga yang tergusur.
Pengamatan
Kompas.com
di lokasi, bangunan yang digusur ini terdiri dari rumah tinggal, lapak barang bekas dan kolam tempat pemancingan umum. Total lahan yang dieksekusi ini seluas 38.000 meter persegi.
Bangunan-bangunan permanen dan semi permanen itu dirobohkan menggunakan empat ekskavator.
Proses eksekusi yang dilakukan PN Jakarta Timur ini menuai protes dari warga yang menghuni bangunan-bangunan itu. Mereka mengaku tidak ada sosialisasi dari pihak terkait sebelum terjadinya penggusuran.
Sejumlah ibu-ibu terlihat menangis histeris melihat bangunannya dihancurkan oleh eskavator.
Sambil menangis, ibu-ibu itu berteriak agar para petugas menghentikan proses pengosongan lahan ini.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
Hidup Kekurangan, Korban Penggusuran Lahan di Pulogadung Bingung Cari Tempat Tinggal Megapolitan 12 Februari 2025
/data/photo/2025/02/12/67ac93fc83fb1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)