Pulihkan Ekosistem, 1.400 Bibit Tumbuhan Asli Semeru Ditanam di Lahan Kritis Ranupani

Pulihkan Ekosistem, 1.400 Bibit Tumbuhan Asli Semeru Ditanam di Lahan Kritis Ranupani

Liputan6.com, Malang – Aksi tanam pohon digelar di Blok Ledok Tirem Ranupani kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS). Gerakan itu sebagai upaya konservasi dan memulihkan tutupan lahan hutan yang mengalami degradasi. Aksi digelar pada Selasa, 4 Februari 2025 melibatkan 325 peserta dari berbagai kalangan seperti pelajar, komunitas pecinta alam dan penduduk setempat. Sebanyak 1.400 bibit pohon cemara gunung dan kesek ditanam dilahan hutan Ranupani Semeru. “Gerakan itu untuk mengembalikan tutupan lahan di areal resapan air di Ranupani yang mengalami degradasi,” kata Humas Balai Besar TNBTS, Endrip Wahyutama.

Tutupan lahan yang kritis itu menyebabkan air hujan tidak terserap maksimal ke tanah. Dampaknya air langsung mengalir ke Danau Ranupani. Air bercampur lumpur tanah menimbulkan sedimentasi dan pendangkalan danau. “Ada dua penyebab utama areal tutupan lahan mengalami degradasi,” ujar Endrip.

Pertama, areal yang ada di lahan penduduk rusak disebabkan pola pertanian yang tidak berkelanjutan. Kedua, lahan bekas kebakaran hutan dan dahulu lahan itu merupakan lokasi penduduk mengambil kayu dan memanfaatkannya sebagai kayu bakar. “Lokasi itu selama dua dekade ini belum pulih kembali menjadi hutan,” tutur Endrip.

Karena itu, lanjut dia, pemulihan ekosistem hutan Semeru sangat penting dilakukan. Sebab alam belum tentu dapat pulih dengan sendirinya dampak kerusakan pada masa lalu. Tanpa campur tangan manusia, alam baru bisa pulih sendiri dalam waktu lebih dari 50 tahun. “Karena itu perlu dilakukan aksi penanaman pohon sebagai upaya pemulihan ekosistem,” kata dia.

Tradisi Ojung atau aksi saling pukul rotan antar warga Suku Tengger di Desa Ngadas, Poncokusumo, Malang, pada 27 Agustus 2024. Tradisi ini rutin digelar setiap tahun sekali tepat pada hari terakhir penutupan perayaan Hari Raya Karo