Jakarta, Beritasatu.com – Pada era kebutuhan energi yang terus meningkat, Liquified Natural Gas (LNG) muncul sebagai solusi bahan bakar yang efisien dan ramah lingkungan. Sebagai sumber energi bersih dengan emisi yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar fosil lainnya, LNG kini banyak dimanfaatkan di berbagai sektor, mulai dari pembangkit listrik hingga transportasi.
Dengan keunggulan dalam efisiensi dan keberlanjutan, LNG menjadi pilihan utama bagi industri yang ingin beralih ke energi yang lebih hijau. Lantas, apa sebenarnya LNG ini? Dilansir darri laman PGN LNG Indonesia, berikut ulasannya!
Sumber Energi Alternatif?
LNG atau gas alam cair merupakan salah satu sumber energi utama yang digunakan dalam berbagai sektor industri di Indonesia. Sebagai bahan bakar dengan tingkat efisiensi tinggi, LNG memainkan peran penting dalam operasional industri dan pembangkit listrik. Seiring dengan meningkatnya permintaan energi, konsumsi gas alam sebagai tenaga pembangkit listrik pun mengalami peningkatan yang signifikan.
Perbedaan LNG dan LPG
Meski sering dikaitkan, LNG dan LPG (Liquified Petroleum Gas) memiliki perbedaan yang cukup mencolok, baik dalam komposisi, proses pencairan, maupun penggunaannya:
Komposisi: LNG terdiri dari metana, sedangkan LPG didominasi oleh propana dan butana.Proses pencairan: LNG didinginkan hingga suhu -161 derajat celsius agar berubah menjadi cair, sedangkan LPG hanya membutuhkan tekanan rendah untuk mencair.Keamanan: LNG lebih aman dibandingkan LPG karena bobotnya lebih ringan, sehingga lebih mudah menguap dan tidak mudah terbakar.Kandungan karbon: LNG memiliki kandungan karbon yang lebih rendah dibandingkan LPG, sehingga menghasilkan pembakaran yang lebih bersih dengan emisi polutan yang lebih rendah.Haruskah Menggunakan LNG sebagai Sumber Energi?
Dengan meningkatnya populasi manusia, konsumsi energi juga terus mengalami lonjakan. Diproyeksikan bahwa permintaan energi global akan meningkat sebesar 45% pada tahun 2030, sementara mayoritas kebutuhan energi masih bergantung pada bahan bakar fosil.
1. Sektor transportasi
Dorongan pemerintah terhadap penggunaan kendaraan listrik meningkatkan permintaan energi untuk pembangkit listrik. LNG dapat menggantikan batu bara karena emisinya 40% lebih rendah.
LNG lebih efisien untuk transportasi kereta, seperti yang dibuktikan melalui uji coba pada trayek Jakarta-Surabaya.
2. Industri maritim
LNG menjanjikan masa depan yang lebih ramah lingkungan bagi sektor pelabuhan dan perkapalan, dengan emisi karbon dan sulfur yang lebih rendah dibandingkan bahan bakar konvensional.
Konsep LNG Power Barge berperan sebagai sumber energi listrik tanpa emisi, menghemat biaya listrik hingga 10-30%.
3. Efisiensi ekonomi
Negara berpotensi menghemat devisa sebesar US$ 1,43 miliar per tahun dengan mengurangi impor solar.
Biaya operasional kendaraan dapat ditekan karena LNG lebih murah dibandingkan solar non-subsidi, dengan harga US$ 18-20/MMbtu (Million British Thermal Units) dibandingkan US$ 31/MMbtu untuk solar.
Di sektor pertambangan batu bara di Kalimantan, potensi penggunaan LNG dapat mencapai 0,62 juta ton per tahun.
LNG tidak hanya menawarkan efisiensi tinggi dan biaya yang lebih rendah, tetapi juga membantu mengurangi dampak lingkungan akibat emisi karbon dan sulfur yang tinggi. Dengan infrastruktur yang semakin berkembang, LNG menjadi jawaban bagi keberlanjutan industri dan lingkungan, demi masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Sebagai energi alternatif yang lebih bersih dan efisien, LNG memainkan peran penting dalam membangun industri yang lebih hijau dan berkelanjutan. Melalui berbagai inisiatif dan inovasi dalam pemanfaatan LNG, Indonesia dapat semakin mandiri dalam memenuhi kebutuhan energinya sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
