Jakarta, Beritasatu.com – Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini diproyeksi bergerak di level psikologis 7.000 sepanjang perdagangan, Rabu (5/2/2025). Pasar cenderung sideways sejak akhir Januari di tengah gempuran sentimen negatif perang tarif antara Amerika Serikat (AS) dengan negara-negara mitra dagangnya China, Kanada, dan Meksiko.
Investor cenderung bersikap konservatif sepanjang dua pekan ini. Hal ini dapat terlihat dari nilai transaksi harian yang di bawah RNTH Rp 12,8 triliun. Hari ini saja, nilai transaksi tidak lebih dari Rp 11,5 triliun.
Equity Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia Abdul Azis mengatakan, saat ini investor dapat memanfaatkan momen untuk trading jangka pendek. Selain itu, Azis juga melihat ada peluang untuk investor mengakumulasi saham-saham big caps untuk investasi jangka panjang.
“Sebenarnya saat ini adalah momen yang tepat untuk mengakumulasi saham, terutama big caps,” kata Azis kepada Beritasatu.com di BEI Jakarta, Rabu (5/2/2025).
Menurut Azis, berdasarkan prediksi pergerakan IHSG hari ini, harga saham-saham big caps saat ini sudah terdiskon cukup besar. Padahal, fundamental emiten-emiten big caps masih tergolong baik.
Diketahui, saham-saham big caps yang terhimpun dalam indeks LQ45 hari ini terkoreksi 1,05%. Beberapa di antaranya termasuk saham-saham big banks yang kompak terkoreksi.
BBCA misalnya, posisinya sore hari ini ditutup pada level 9.125 atau terkoreksi 0,54%. Posisinya jauh lebih rendah dibandingkan posisi pada pertengahan Januari lalu yang menyentuh 9.900.
“Secara jangka pendek dan menengah, saham-saham second liner dan third liner memang masih menjadi trend untuk trading. Ketika memang saham big caps itu turun, biasanya saham third liner atau second liner yang akan menjadi diburu oleh pelaku pasar untuk trading-trading jangka pendek hingga menengah,” ucap Aziz.
Memang, saham-saham LQ45 yang secara valuasi memang sudah terhitung murah dan bisa untuk trading-trading jangka pendek. Azis berpesan kepada para investor untuk mencermati peluang ke depan dan tidak terpaku pada ketidakpastian ekonomi global.
“Pada Maret nanti biasanya akan ada musim pembagian dividen terutama pada saham-saham seperti big banks. Ini sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk mengambil posisi dan melakukan akumulasi. Ketika memang nanti sudah mendekati dividen, kita saham-saham big banks atau big caps yang lainnya itu akan naik, kita bisa melakukan taking profit di situ,” tutup Azis dalam menanggapi pergerakan IHSG hari ini.
